Laporan wartawan Tribun Medan, Silfa Humairah
TRIBUNNEWS.COM, PEMATANG SIANTAR - Santapan kuliner yang harus dicicipi saat mengunjungi kota Pematang Siantar atau Siantar biasa disebut adalah Pansit Siantar.
Uniknya, Pansit ini disajikan tanpa kulit pansit melainkan kerupuk kuning yang dibungkus.
Pansit Siantar terkenal ke penjuru Sumatera Utara, bahkan Indonesia.
Mie pansit Pematang Siantar. (Tribun Medan/Silfa Humairah)
Pansit Siantar melekat di hati para penikmatnya karena rasa kuah kaldu yang gurih dan potongan daging merah yang lembut.
Pansit Siantar berbeda dengan pansit lainnya karena campuran sayur yang lebih beragam yakni tauge, daun sop dan daun bawang pre.
Kemudian, mie pansit yang kering saat disajikan.
Pansit ditawarkan dengan kuah kaldu dan sambal terpisah agar pengunjung bebas membuat takaran sendiri kuah dan sambalnya.
Dan kerupuk kuning, pengganti kulit pansit yang biasa ditawarkan warung pansit di kota lain.
Wisatawan non muslim yang sedang melakukan perjalanan dengan melewati Siantar selalu menyempatkan diri untuk singgah dan menikmati Pangsit Siantar.
Bagi pengunjung yang beragama muslim, harus bisa menahan selera karena Pansit Siantar yang terkenal ini tidak halal atau dicampur bahan daging babi.
Kota Pematang Siantar memang didominasi masyarakat yang beragama non muslim, jadi jangan heran sepanjang jalan wisatawan muslim akan banyak menemui dagangan Pansit Siantar yang selalu ramai dikunjungi pembeli.
Pusat dagangan Pansit Siantar terletak di Simpang Empat Siantar, wisatawan yang ingin mencoba santapan khas ini boleh langsung datang ke kawasan Simpang Empat Siantar.
Jika pengunjung datang dari arah Medan, bisa lewat jalan Ahmad Yani, lalu ke Jalan Sutomo, setelah itu ke Jalan Diponegoro, dari sana wisatawan tinggal berjalan sedikit dan akan melihat banyak warung menawarkan Pansit Siantar.
Aling, penikmat Pansit Siantar, wisatawan asal Medan, mengatakan jika ke Siantar dirinya tidak puas jika tidak memakan pansit.
Pansit Siantar sulit ditemukan di kota lain. Mungkin karena daerah lain mayoritas muslim, jadi santapan lezat ini hanya bisa dinikmati di sini.
"Saya datang dari Medan, mau mengunjungi saudara dan rutin hampir sebulan sekali mampir dan tidak pernah melewatkan Pansit Siantar.
Potongan daging merahnya lembut dan berasa di lidah. Kuahnya sedah dan gurih ditaburi banyak bawang goreng," katanya.
Menurutnya harganya juga cukup terjangkau, wisatawan tidak perlu menguras kocek. Karena setiap warung menawarkan harga kaki lima atau sekitar Rp 10 ribu hingga Rp 15 ribu.