News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Wisata Kalsel

Kuliner Banjar: Lembut Bakso Ikan Haruan, Sayur Katuyung yang Berserat, Sate Kijang Aroma Semerbak

Editor: Agung Budi Santoso
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Bakso ikan haruan alias ikan gabus khas Banjarmasin. Kenyal oleh tepung sagu dan begitu gurih, karena 80 persen berbahan daging ikan gabus. Tanpa pengenyal kimia. (Banjarmasin Post/ Yayu Fathilal)

TRIBUNNEWS.COM - Kuliner khas Banjar berikut ini hampir pasti amat susah ditemukan di daerah lain karena begitu khasnya dengan tanah Banjar. Harganya ramah di kantong, rasanya sedap. 

Apa saja kuliner khas Banjar yang dimaksud?

- Bakso Ikan Haruan

Kuliner bakso sudah biasa. Seperti bakso berbahan daging sapi, dimana-mana ada.

Namun lain ceritanya bakso berbahan daging ikan haruan. Tentunya masih jarang yang menjual dan mencicipi kuliner ini kan?

Nah, di Banjarmasin ada lho.

Tepatnya dijual di Imperial Coffee Shop Hotel Aria Barito, Jalan MT Haryono nomor 16, Banjarmasin, Kalimantan Selatan.

Haruan adalah ikan khas dari Kalimantan Selatan. Dalam Bahasa Indonesia, haruan adalah ikan gabus.


Bakso Ikan Haruan

Dagingnya yang halus dan lembut sangat disukai warga setempat.

Biasanya, di kuliner lokal, ikan ini kerap dimasak dengan cara digoreng, dibakar atau direbus dijadikan dalam berbagai jenis kuliner tradisional Banjar.

Nah, kali ini berbeda, diolah dalam bentuk bakso.

Oleh Chef Imperial Coffee Shop Hotel Aria Barito, Khusnuddin, daging haruan diolahnya menjadi pentol bakso yang sangat enak.

Daging pentol baksonya kenyal dan lembut. Dipadukan dengan kuah bening, sayuran, mi kuning dan bihun, membuat tampilannya terasa spesial.

Bakso ini diolah dengan cara spesial dan trik khusus.

Daging ikan haruan yang memang bertekstur lembut dihaluskan dan dicampur dengan bumbu-bumbu spesial sebagai penyedap rasa.

Adonannya pun diolah dan dihaluskan dengan trik khusus yang enggan dibeberkannya.

--- Baca artikel lengkapnya, klik di sini !

 - Sayur Katuyung

Katuyung adalah salah satu hewan sejenis siput yang hidupnya di sungai.

Di Kalimantan Selatan sering diolah menjadi sayur disantap dengan nasi, namuin bisa juga dimakan tanpa nasi.

Biasanya, katuyung ini dibersihkan dulu sebelum dimasak.

Direbusnya pun harus dua kali agar bisa menimbulkan cita rasa yang sedap dan kekenyalan dagingnya pas di lidah.

Seorang pembuatnya adalah Irma Kurniati.

Sayur katuyung ini biasa dijualnya di rumah makan miliknya, RM Cendrawasih Hj Yati di Jalan Pangeran Samudra nomor 65, Kelurahan Teluk Dalam, Kecamatan Banjarmasin Tengah, Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan.

Semangkuk sayur ini dijualnya Rp 10.000.


Sayur Katuyung di RM Cendrawasih Hj Yati di Jalan Pangeran Samudra nomor 65, Kelurahan Teluk Dalam, Kecamatan Banjarmasin Tengah, Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan.

Sayur ini termasuk kuliner favorit yang kerap dicari wisatawan yang berkunjung ke Banjarmasin. Tiap hari pasti dicari pengunjung.

"Sehari saya memasak sayur ini dua panci besar, habis terus," katanya.

Menyantap sayur ini pun harus dikenyot. Sebab, biasanya katuyung disajikan dengan cangkangnya. Dagingnya di dalam harus dikeluarkan dengan cara dikenyot sebelum dimakan.

Sayur ini juga dilengkapi sayuran seperti bayam, kacang panjang, labu, jagung, dan kuahnya dari santan.

Rasanya gurih dan pastinya ada kesan tersendiri saat menyantapnya.

Ada perpaduan rasa manis juga yang berasal dari labu dan jagungnya.

--- Baca artikel lengkapnya, klik di sini !

Sate Kijang yang Aromanya Semerbak

Sate kijang, terdengar masih asing di telinga sebab di mana-mana yang populer adalah sate ayam dan kambing.

Walau begitu, di Indonesia ini ada lho sate berbahan daging kijang.

Tepatnya ada di Depot Sate Kijang di Jalan Pangeran Samudera nomor 14, Banjarmasin, Kalimantan Selatan.


Sate Kijang di Depot Sate Kijang di Jalan Pangeran Samudera nomor 14, Banjarmasin, Kalimantan Selatan.

Tampilan satenya tampak seperti sate pada umumnya, yaitu beberapa potongan daging ditusuk dengan bilah runcing dilengkapi sambal kacang berwarna cokelat.

Bedanya, ada pada rasa dan tekstur dagingnya. Rasanya sangat jauh berbeda dengan sate ayam atau kambing.

Keempukannya pun berbeda.

Jika menyantap sate ayam, empuk dagingnya seperti menyatu, namun empuknya sate kijang ini seperti menyatu di lidah tetapi setelah beberapa kali gigitan akan terasa dan terdengar suara krenyes-krenyes di mulut.

--- Baca artikel lengkapnya, klik di sini !

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini