Laporan Wartawan Tribun Jogja, Hamim Thohari
TRIBUNNEWS.COM, YOGYA - Yogyakarta dikenal dengan daerah yang memiliki kekayaan kuliner.
Oemah Djowo Restaurant menjadi salah satu referensi bagi pecinta kuliner khas Yogya.
Kolekso monil antik di Oemah Djowo. (Tribun Jogja/Hamim)
Bangunan resto didesain se-Jawa mungkin dengan menggunakan dua buah bangunan Joglo, dan tiga buah pringgitan, lengkap dengan furniture dan interior klasik.
Meja kursi dari bahan kayu jati tertata dengan apik. Setelah tamu duduk di kursi yang dipilih, pelayan resto akan datang menghampiri membawa buku menu dan siap untuk melayani.
“Semua menu disini dimasak setelah dipesan. Jadi disajikan kepada pengunjung dalam keadaan fresh,” ucap Fahrudin Daryatmo, Operation Manager Oemah Djowo Resto.
Menu masakan yang disajikan antara lain Iga bakar Thatid, Sayur Lodeh Kembang Gedang, dan Godong Gandul.
Menu Iga Bakar Thatid merupakan potongan daging sapi bagian iga seberat 250 gram.
Daging itu kemudian dibumbu marinated dan bumbu thatid yang menjadi kunci kelezatan masakannya. Bumbu thatid seperti cabe rawit, cabe merah keriting, jahe, sereh, dan wortel serta bumbu rahasia lainnya dijadikan satu lalu di-blender.
Setelah di rendam dengan bumbu tersebut, barulah iga bakar tersebut dibakar. Rasa dari hidangan iga bakar ini adalah pedas asam.
Untuk sayur lodeh kembang gedhang, menu ini cukup unik. Sebab, tak pakai sayuran seperti sayur lodeh pada umumnya, melainkan memakai jantung pisang yang dipotong-potong kecil lalu disayur.
Menu ini sangat pas disajikan dengan nasi hangat untuk makan siang. Rasanya gurih dan sedap.
Lalu ada menu yang ketiga yakni Godong Gandul, atau daun pepapay.“Daun pepaya yang kita sajikan sudah diolah sedemikian rupa sehingga tidak berasa pahit,” ucapnya.