Laporan Wartawan Tribun Kaltim
TRIBUNNEWS.COM, TANJUNG SELOR – Iringan tarian khas Dayak yang dibawakan tiga pemuda Teras Nawang mengantarkan Pj Gubenur Kalimantan Utara, Triyono, sang istri, dan segenap rombongan pejabat Pemprov Kaltara ke lokasi acara syukuran bersama Pemung Bengen Lepa Ajau di Uma Adat Uyai I’ot.
Saat tradisi ini dilakukan, Kamis (21//5/2015), putra-putri Teras Nawang sebagian besar memakai pakaian adat dayak. Beberapa warga juga hanya memakai topi khas Dayak lengkap dengan pernak-perniknya.
Kali ini, panitia adat sengaja mengundang pejabat Pemkab Bulungan dan Pemprov Kaltara. Diantara yang hadir adalah Pj Gubernur Kaltara Triyono Budi Sasongko beserta jajaran SKPD.
Dari pemkab Bulungan, hadir Asisten Bidang Pemerintahan, Cornelis. Hadir pula Dandim 09/3 Tanjung Selor Oni Aprianur.
Penyambutan pejabat-pejabat itupun berlangsung sangat meriah. Pemuda dan pemudi desa berjejer di jalan berbahan kayu ulin. Jalan ini langsung menghubungkan dermaga dengan pintu gerbang desa. Panjangnya sekitar 50 meter dari di atas aliran air Sungai Kayan.
Langkah Pj Gubernur Triyono Budi Sasongko menuju lamin Uma Adat Uyau I’ot dikawal dengan tiga pemuda dengan tiga pakaian adat Dayak, lengkap dengan perisai dan mandaunya. Tak henti mereka menari hingga sampai ke gerbang rumah adat yang jaraknya 50 meter dari pintu gerbang desa.
Salah seorang warga Teras Nawang bernama Hendri Lah mengaku, tradisi penyambutan dalam Pemung bangen Lepa Ajau memang selalu dirancang sedemikian rupa untuk menyambut pejabat. Tradisi penyambutan inipun disebut “lemiwa”
“Kalau jaman dulu, disambut dengan darah hewan. Darah itu dipercikkan ke udara. Sekarang tradisi itu diubah dengan melakukan pengalungan,” tuturnya.
“Tradisi Pemung Bangen Lepa Ajau ini memang sudah turun-temurun dilakukan. Selain syukuran atas panen, juga sebegai bentuk kekeluargaan dan persaudaraan kami antara masyarakat di sini,” tuturnya.