News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Wisata Bogor

Melihat Paus Biru yang Terdampar 99 Tahun Lalu di Museum Zoologi Bogor

Penulis: Reynas Abdila
Editor: Mohamad Yoenus
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Badak di Museum Zoologi Bogor

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila

TRIBUNNEWS.COM, BOGOR - Museum Zoologi yang terletak di Jalan Ir. H. Juanda No.9, Bogor berfungsi sebagai wadah penelitian dan memamerkan benda zoologi inventarisasi jenis fauna nusantara.

Cukup dengan membayar Rp 15.000 melalui pintu utama Kebun Raya Bogor, anda bisa menikmati display koleksi binatang awetan yang sudah punah maupun masih hidup tersebut.

Satu di antaranya Paus Biru, binatang terbesar yang pernah hidup di dunia ini termasuk koleksi Museum Zoologi yang paling menonjol.

"Ada Paus Biru yang paling menonjol dari Museum Zoologi karena ukurannya yang besar dengan panjang mencapai 27,25 meter," ucap seorang petugas museum kepada Tribunnews, Jumat (24/7/2015).

 
Kerangka Paus Biru di Museum Zoologi Bogor. (Tribunnews/Reynas Abdila)

Binatang ini termasuk menyusui (mamalia), makanannya terdiri atas binatang-binatang plankton terutama Krustacea kecil yang terdapat di semua lautan tetapi jarang di daerah tropika.

Umur dewasa paus betina secara normal setelah memasuki usia 5 tahun dan masa mengandungnya membutuhkan waktu selama 11 bulan.

Ukuran anakan Paus Biru mempunyai panjang sekitar 7 meter pada saat baru dilahirkan.

Menurut keterangan, Paus ini terakhir ditemukan mati terdampar di pantai Pameungpeuk, Priangan Selatan, Garut pada bulan Desember 1916.

"Bobot utuh Paus Biru ini seberat 119.000 kg, ketika dipindahkan ke museum ini memakan waktu kurang lebih 44 hari," ujarnya.

Paus biru tidak bergigi, di dalam rongga mulutnya terdapat alat penyaring yang disebut balen.

Balen terbuat dari keratin (zat tanduk) yakni berjumlah 250-400 lembar dalam dua jajaran yang tergantung pada langit-langit mulut paus.

Balen berfungsi sebagai penapis makanan yang akan masuk ke rongga mulut.

Paus kemudian membuka mulutnya lebar-lebar sehingga air laut masuk bersama makanan ke rongga mulut.

Setelah mulut dikatupkan lagi, air laut ditekan keluar dengan lidah yang besar, plankton (terutama zoo plankton) tertahan oleh balen dan ditelan menjadi konsumsi makanan.


Suasana di pintu masuk utama Museum Zoologi Bogor. (Tribunnews/Reynas Abdila)

Badak Terakhir di Priangan

Selain Paus Biru adapun sisa-sisa terakhir satwa yang berhasil dikoleksi di Museum Zoologi, yaitu Badak Terakhir di Priangan.

Pada tahun 1914, di daerah Karangnunggal, Tasikmalaya, Jawa Barat badak jenis ini masih hidup sebelum dibunuh oleh para pemburu gelap.

Sang badak betina menjadi incaran para pemburu sedangkan yang jantan masih bertahan tetapi habitatnya semakin terancam.

Badak ini sempat menghuni Cagar Alam Ujugkulon, Banten daerah perlindungannya tetapi karena tidak dapat menggabungkan diri dengan badak lainnya.

Walhasil badak ini dijadikan koleksi museum zoologi agar satwa ini tidak jatuh ke tangan pemburu gelap yang bakal merugikan dunia ilmu pengetahuan.

Kejadian ini terjadi pada tahun 1934, petugas museum sukses menewaskannya dengan sebutir peluru Mauser kal 9.3 dengan berat peluru mencapai 2280 kg.

Makanan badak sendiri terdiri dari macam-macam ranting dan daun serta rumput.

Perkembanganbiaknya sangat lamban beranak satu dan merupakan satwa lindungan terpenting di dunia.


Pengunjung tengah melihat display satwa jenis mamalia di Museum Zoologi. (Tribunnews/Reynas Abdila)

Display Satwa

Tidak kurang dari 105 jenis display satwa awetan dipamerkan di Museum Zoologi.

Di antaranya burung lantai hutan pegunungan, cendrawasih, kupu-kupu, kasuari, orang utan, macan dahan, komodo, ular air belang, serangga, dan masih banyak lagi.

Bila dikelompokan jenis satwa burung jumlahnya mencapai 211 dari 1.602 jenis burung yang terdapat di Indonesia.

Jumlah jenis burung terbanyak terdapat di Papua yakni 671 jenis dan terendah tercatat di Kepulauan Maluku yaitu 365 jenis.

Untuk jenis moluska ada 243 jenis dari total 5.170 jenis yang hidup dan berkembang di tanah air.

Kekayaan jenis-jenis moluska Indonesia terdiri dari 4.000 jenis Gastropoda, 1.000 jenis Bivalvia, 70 jenis Scaphopoda, dan 100 jenis Cephalopoda.

Yang terbanyak jenisnya yaitu serangga dengan total 262 jenis dari 151.847 jenis yang terdapat di Indonesia.

Di dunia jumlah jenis serangga adalah 1.014.350 jenis yang diperkirakan masih akan terus bertambah seiring ditemukannya jenis-jenis baru. (*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini