Untuk menarikan Seblang, seorang penari harus kerasukan roh dari leluhur. Proses masuknya roh ini diiringi 28 lantunan gending, yang diawali Gending Lukinto.
Gending ini dipercaya oleh masyarakat Olehsari sebagai pemanggil arwah atau sebuah kekuatan halus untuk datang ke ritual seblang.
Untuk membuktikan roh sudah masuk dalam tubuh penari, pawang cukup menggoyangkan tubuh penari ke kanan dan kekiri, apabila 'nyiru' kosong yang sejak tadi di pegang penari jatuh dan badan penarinya terjungkal ke belakang menandakan bahwa penari sudah kerasukan.
Selanjutnya, pertunjukan diteruskan dengan lantunan gending-gending Using lainnya seperti gending Liliro Kantun, Cengkir Gadhing, Padha Nonton Pupuse, Padha Nonton Pundak Sempal, Kembang Menur, Kembang Gadung, Kembang Pepe, dan Kembang Dermo.
Pada saat gending Kembang Dermo ini dibawakan, penari Seblang membawa tampah yang berisi bunga yang bernama Bunga Dermo.
Pada hari ke-7 nanti, Seblang akan diarak keliling desa yang disebut ider bumi. Dia akan berjalan beriringan bersama pawang, sinden, dan seluruh perangkat menuju empat penjuru.
Penjuru tersebut adalah Situs Mbah Ketut yang dianggap awal berdirinya desa Olehsari, lahan Petahunan, Sumber Tengah dan berakhir di Balai Desa. Prosesi itu mengakhiri ritual Seblang Olehsari.
"Ritual ini untuk keselamatan desa, juga sekaligus sebagai bentuk terimakasih kepada para leluhur. Acara Seblang Olehsari ini masuk ke dalam kalender wisata tahunan di Banyuwangi, sekaligus Banyuwangi Festival tahun ini," ujar Bramuda.
Setiap tahun, ritual Seblang Olehsari itu selalu menarik magnet wisatawan. Sudah pasti, warga di desa setempat tumplek blek mendatangi lokasi Seblang.
Warga di luar Olehsari, bahkan dari sejumlah kecamatan di Banyuwangi juga antusias melihat pagelaran itu. Beberapa wisatawan asing juga melihat pagelaran tahunan. (Sri Wahyunik)