Untuk kepiting import, Arya menambahkan, The Holy Crab menyuguhkan jenis Dungeness Crab dari Amerika Serikat, King Crab Legs dari Alaska, Snow Crab Legs dari Alaska, dan Lobster dari Kanada.
Sedangkan untuk lokal tersedia Mud Crab atau kepiting lumpur, Shrimps, Crawfish, dan Clams.
“Yang paling sering dipesan oleh pengunjung, kalau mereka suka kepiting import akan memesan Dungeness dan King Crab. Untuk yang lokal, mereka sukanya Mud Crab,” lanjut Arya.
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, bersantap di The Holy Crab tidak perlu memakai piring maupun peralatan makan lainnya.
Sebelum pesanan siap dihidangkan, meja makan dialasi dengan kertas khusus.
Setiap pengunjung diberikan celemek dari plastik untuk melindungi baju mereka dari ciptaran bumbu-bumbu yang berlimpah.
Hidangan yang dipesan disajikan di dalam sebuah kantong plastik bening dan dibawa dengan menggunakan wadah seperti ember.
Waiter akan membantu menuangkan hidangan tersebut di atas meja.
Tidak ada garpu atau sendok, yang tersedia adalah peralatan untuk membantu membuka cangkang kepiting, seperti gunting, cracker, sea sheller, dan palu.
Pengalaman seru dan baru tercipta saat pengunjung berusaha melepaskan cangkang kepiting untuk mendapatkan dagingnya.
Ada suasana kekeluargaan tercipta saat menyantap makanan dengan cara seperti itu.
Tidak ada yang sibuk dengan gadget-nya masing-masing karena meja makan dipenuhi dengan hidangan yang dipesan sehingga pengunjung bisa berinteraksi satu sama lain.
The Holy Crab juga memadukan konsep bar dan resto.
Resto dua lantai ini memiliki bar di setiap lantainya.