Hal tersebut cukup gamblang terlihat dari ramainya para peselancar yang menunjukkan aksinya hingga ke tengah laut untuk menerjang gulungan ombak yang cukup besar dan menantang dengan papan selancarnya.
“Biasanya pagi atau sore rame orang-orang main surfing. Tapi lebih ramai lagi kalau sore hari,” ujar pria yang telah memiliki dua orang anak ini.
Dan, tak hanya para peselancar berpengalaman atau professional, begitu juga para wisatawan biasa, baik domestik dan asing, juga turut mencoba olahraga laut satu ini.
Bahkan penduduk lokal memanfaatkan kondisi ini sebagai peluang bisnis, yakni dengan menyewakan papan-papan selancar.
Dengan harga Rp 50 ribu para pengunjung pantai bisa menyewa papan selancar ini selama dua jam.
Tak hanya di Pantai Batu Bolong yang menjadi kawasan surfing para peselancar.
Di beberapa pantai lainnya di kawasan Kuta Utara ini, mulai dari Pantai Berawa, Pantai Canggu, hingga Echo Beach (Pantai batu Mejan) juga kerap dikunjungi para peselancar tersebut.
Tidak sulit untuk menjangkau pantai satu ini. Jika datang dari arah Canggu, tinggal mengikuti jalan lalu masuk ke jalan Pantai Batu Bolong.
Penanda jalan pun akan menunjukkan arah menuju kawasan satu ini.
Karena pengaruh wisata yang sudah cukup kuat di sini, saat memasuki kawasan desa, meski di kanan kiri masih tampak beberapa lahan persawahan, namun café-café kekinian pun tak kalah banyak menjamur di kawasan satu ini. (*)