Ketika sampai di bibir pantainya di depan hotel, saya kaget lagi.
Pantainya banyak sampah dan ombaknya besar banget – bahkan ada plang bertuliskan “Kawasan Dilarang Mandi ”. Waduh, gimana mau berenang?
“Oh situs itu dibikin tahun 2005, terus password-nya hilang, jadi nggak bisa di-update,” kata manager hotel.
Ada dua kabar gembira. Pertama, kami adalah satu-satunya tamu yang menginap di hotel. Kedua, sunset-nya keren!
Keindahan pantai Lampung. (naked-traveler.com)
Keesokan hari, Pepita sekeluarga berwisata ke Way Kambas, tapi saya memilih untuk berenang di pantai.
Saya bertanya ke resepsionis di mana berenang yang aman.
Mereka mengatakan bahwa saya harus berjalan ke pantai paling kanan dekat batu-batu.
Saya pun ke sana, tapi berenangnya hanya bisa kecibak-kecibuk doang karena airnya dangkal dan banyak batu.
Selanjutnya saya berjemur matahari beralas sarung Bali sambil baca buku… sampai ketika saya sadar bahwa ada seorang pria sedang merokok duduk di atas batu ngeliatin saya!
Duh, males banget kan? Saya berpindah posisi dan ngumpet di balik batu lain, eh dia masih di situ. That’s it. Saya pun balik ke kamar.
Saat jam makan siang saya ke resepsion untuk memesan makanan, sayang, restoran di hotel itu ternyata tutup.
Lalu saya menitip kepada petugas hotel untuk dibelikan makanan.
Namun mereka bilang, warung sekitar juga tutup karena bulan puasa.
Untungnya Pak Manager hotel berbaik hati mengantarkan saya naik mobilnya cari makan.