Laporan Reporter Tribun Jogja, Khaerur Reza
TRIBUNNEWS.COM, BANTUL - Pantai Parangtritis yang terletak di Kecamatan Kretek, Kabupaten Bantul adalah salah satu tempat wisata favorit bagi wisatawan yang datang ke Yogyakarta, hingga selalu penuh dengan wisatawan terutama di hari libur dan weekend.
Cara lain yang harus dicoba untuk menikmatinya adalah melihat dari ketinggian melalui Bukit Gupit atau lebih dikenal bukit Paralayang.
Penyebutan bukit paralayang tidak lain karena di waktu-waktu tertentu bukit tersebut dijadikan start oleh para pelaku olahraga ekstrim tersebut.
Pantai Parangtritis dipandang dari atas Bukit Gupit alias Bukit Paralayang (Tribun Jogja/ Khaerur Reza)
Jika anda ke pantai Parangtritis silahkan dan menengok sisi timur pantai parangtritis, di sana ada sebuah bukit yang membentang dan selalu menjadi background jika berfoto-foto dari pantai Parangtritis.
Di sanalah bukit tersebut berada, bukit yang masuk wilayah Desa Giricahyo, Kecamatan Purwosari, Kabupaten Gunungkidul tersebut menjadi salah satu favorit baru untuk menikmati parangtritis dan sunset.
Dengan ketinggian hampir mencapai 900 Mdpl, dari atas bukit yang berada di sebelah timur Parangtritis tersebut pemandangan pantai Parangtritis serta laut selatan akan terlihat luas dan lebar.
Selain itu dengan menghadap ke barat maka tempat ini menjadi spot yang sangat pas untuk menikmati matahari tenggelam.
Di atas bukit tersebut sudah dibangun landasan dari beton sehingga sangat nyaman untuk duduk-duduk menunggu senja dan menikmati pemandangan.
Maryati seorang pengelola warung dan tempat parkir di bawah bukit tersebut menceritakan awalnya bukit tersebut hanyalah bukit biasa.
Baru dibangun untuk start olahraga paralayang pada tahun 1991 dengan membuat landasan dari beton.
Pembangunan dilanjutkan dengan membuat bangunan pendukung seperti tangga dan pendopo serta tempat parkir sekitar tahun 1998.
Pantai Parangtritis dipandang dari atas Bukit Gupit alias Bukit Paralayang (Tribun Jogja/ Khaerur Reza)
"Tapi kalau bulan ini gak ada paralayang, biasanya ramai paralayang bulan Desember-Februari soalnya kan tergantung anginnya," ujarnya belum lama ini.
Sehari-harinya bukit ini menjadi tempat menikmati pemandangan pantai dan sunset oleh wisatawan.
"Paling rame yang jam 4 jam 5 sore, lebih ramai lagi kalau sabtu minggu," ceritanya.
Salah seorang warga yang sedang mengunjungi bukit Gupit Arif (17) mengatakan pemandangan di sini sangat bagus karena sangat luas dan bisa melihat ke semua sisi.
"Sangat luas ada bukit ada gunungnya kelihatan semua, pokoknya menyenangkan," ujarnya.
Akses menuju lokasi cukup mudah dicari, dari Jalan Parangtritis pengunjung tinggal mengikuti jalan tersebut ke arah timur menuju arah wonosari.
Sesampainya di pertigaan Girisubo akan ada papan penunjuk menuju bukit paralayang dan anda tinggal belok ke kanan.
Pengunjung kemudian akan melewati jalan kampung berupa beton yang di beberapa tempat sudah agak rusak.
Jalan juga mulai lebih menanjak dan terus naik disarankan untuk menggunakan kendaraan yang kuat untuk menanjak.
Sekitar 1 kilometer dari pertigaan akan ditemukan bangunan joglo di sebelah kanan jalan yang juga sebagai tempat parkir Bukit Gupit.
Tangga berundak-undak untuk naik ke puncak Bukit Gupit (Tribun Jogja/ Khaerur Reza)
Dari tempat parkir pengunjung tinggal menuruni tangga yang tidak terlalu tinggi dan hanya sekitar 100 meter.
Tidak ada tarif yang dikenakan untuk melihat keindahan pantai selatan dari tempat ini, pengunjung hanya perlu membayar biaya parkir sebesar 3000 rupiah untuk sepeda motor.
Dengan segala pesonanya tampaknya Bukit Paralayang Gupit bisa menjadi salah satu referensi wisata anda di Yogyakarta.