Laporan Wartawan Tribun Jateng, Rika Irawati
TRIBUNNEWS.COM, SOLO - Kuliner pecel populer di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Sayuran rebus diguyur sambal kacang menjadi ciri khas masakan ini.
Namun, saat berkunjung ke Solo, Anda harus mencoba Pecel Ndeso yang memiliki tampilan dan rasa sedikit berbeda.
Sukisni meracik pecel ndeso pesanan pembeli. (Tribun Jateng/Rika Irawati)
"Dulu, pecel ini dijual keliling kampung. Itu sebabnya disebut Pecel Ndeso. Sekarang, sudah jarang yang menjual secara berkeliling," ungkap Sukisni (56), penjual Pecel Ndeso di belakang Stadion Manahan, Solo.
Sukisni mengatakan, perbedaan Pecel Ndeso dari pecel lain terletak pada nasi serta sambal yang digunakan.
Pada Pecel Ndeso, nasi yang disuguhkan merupakan nasi dari beras merah.
Sementara, sambal yang dibuat berbahan dasar wijen hitam.
"Bumbu sambal sebenarnya sama dengan sambal kacang, hanya bahan utama menggunakan wijen hitam," imbuh dia.
Bahan pecel ndeso. Terdiri dari sayuran, sambal wijen, serta sambal kelapa sebagai pelengkap. (Tribun Jateng/
Pecel Ndeso biasanya disajikan di pincuk atau daun pisang yang dilipat sedemikian rupa menggunakan lidi, sebagai pengganti piring.
Selain nasi, terdapat sayuran hijau rebus yang disiram sambal wijen.
Sayuran yang digunakan pun beragam, ada daun kenikir, kembang (bunga) turi, jantung pisang, daun pepaya, serta kecambah. Tentu saja, porsi masing-masing sedikit.
Tak lupa, Sukisni memberi bongko yang baru dibuka dari bungkusan daun pisang.
"Bongko itu dibuat dari kacang tolo atau kacang merah dicampur parutan kelapa muda dan bumbu, selanjutnya dibungkus daun pisang dan dikukus," imbuhnya.
Sukisni juga menambahkan lalapan berupa irisan mentimun dan daun kenikir mentah serta sejumput sambal kelapa.
Terakhir, dia meletakkan karak atau kerupuk yang terbuat dari adonan nasi datambah air bleng atau belerang.
"Rasanya sangat enak. Sambalnya gurih pedas," ungkap Troy, wiraswasta penyuka Pecel Ndeso asal Solo.
Karak atau kerupuk yang terbuat dari adonan nasi dan air bleng (belerang). (Tribun Jateng/Rika Irawati)
Yang paling Troy suka dari Pecel Ndeso adalah sayuran yang digunakan.
Menurutnya, kehadiran kembang turi dan jantung pisang membuat pecel khas Solo ini berbeda dari pecel pada umumnya.
"Bongkonya juga enak. Penyuka kuliner yang kebetulan ke Solo harus mencoba menu ini," kata Troy berpromosi.
Selain di shelter belakang Stadion Manahan, Solo, Pecel Ndeso bisa ditemukan di pasar-pasar tradisional di Kota Solo atau di pusat kuliner Gladag Langen Bogan (Galabo).
Ada pula beberapa rumah makan yang menjadikannya sebagai satu menu andalan mereka.
Di shelter belakang Stadion Manahan, pedagang Pecel Ndeso buka mulai pukul 06.30-11.00.
Mereka menjual secara lesehan dan membanderol kuliner ini Rp 8.000 per porsi. (*)