"Kemudian pada tahun 2007, ada izin pengelolaan kepada kami kelompok tani hutan untuk mengelola hutan negara ini selam 35 tahun," ujar Sudadi.
Objek wisata Kalibiru sendiri resmi dibuka pada awal 2010.
Ide membuka kawasan Kalibiru menjadi obyek wisata berawal ketika seorang asal Kanada yang peduli terhadap lingkungan bernama Chris Bennet mengatakan bahwa kawasan tersebut potensial menjadi tempat wisata.
Hingga pada tahun 2008 bersama yayasan Damar dibuatlah event sedekah bumi untuk menarik perhatian pemerintah Kulonprogo mengenai potensi wisata yang ada di Kalibiru.
"Akhirnya setelah itu, kami diminta untuk membuat prorposal ke pemerintah DIY, dan kami mendapatkan sejumlah dana untuk membangun infrastruktur penunjang kegiatan pariwisata," kata Sudadi.
Kini Kalibiru menjadi salah satu obyek wisata andalan Kulonprogo.
Hal tersebut terbukti dari jumlah kunjungan wisatawan yang setiap tahunnya mengalami peningkatan.
Pada 2010 jumlah pengunjung hanya sekitar 7 ribu pengunjung. Pada tahun 2011 dan 2012 angkanya di sekitar 19 ribu. Dan pada tahun 2014 jumlahnya mencapai 77 ribu.
"Hingga pertengahan tahun 2015 ini, jumlah pengunjung telah mencapai 115 ribu pengunjung," jelas Sudadi. Untuk memasuki area wisata Kalibiru, setiap pengunjung ditarik retribusi sebesar Rp. 5 ribu.
Untuk menuju Kalibiru, jika anda dari Yogyakarta arahkan kendaraan menuju waduk Sermo.
Sesampainya di waduk Sermo akan ada penunjuk arah yang menuntun anda hinga Kalibiru.
Dari waduk Sermo, kawasan Kalibiru berjarak sekitar 3 kilometer. Anda akan melewati jalanan yang naik turun dan cukup curam. (*)