News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Wisata Kepri

Susah Payah Mengunjungi 'Surga Wisata Air' di Anambas, Lokasinya Susah Ditempuh Lewat Darat

Editor: Agung Budi Santoso
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Salah satu keindahan wisata di kawasan Tarempa, Kabupaten Anambas, Kepulauan Riau.

Laporan Reporter Tribun Batam, Eliza Gusmeri

TRIBUNNEWS.COM - Negeri ini menyimpan begitu banyak lokasi-lokasi "surga tersembunyi" yang terpencil di pedalaman dan tak banyak tereskpos karena sulitnya akses menuju lokasi.

Nah, salah satu surga tersembunyi itu adalah kawasan Tarempa, di Kabupaten Anambas.

Wisata bawah lautnya, luar biasa! Pantainya begitu indah memesona. Oh ya?

Tarempa, masuk ke dalam kecamatan Siantan. Satu dari tujuh kecamatan yang ada di Kabupaten Anambas, Kepulauan Riau.

Tarempa menjadi ibukota Kabupaten Anambas, Kepulauan Riau. Berada di sebelah utara dari Pulau Siantan.


Pantai di Tarempa dengan terumbu karangnya yang masih asri.

Menurut data sejarah, kota Tarempa memiliki arti 'dapat dikunyah'.

Ketika touch down di Tarempa, Anda akan langsung disuguhkan dengan air laut yang jernih bahkan di tepian perairan sekalipun.

Terumbu karang dapat disaksikan dengan jelas dari dasarnya. Tidak puas bila memandang sebentar.

Pada umumnya daerah pinggiran laut wilayah Anambas termasuk desa Tarempa disuguhkan dengan pantai berbatu-batu besar, mirip seperti di Bangka Belitung.

Tak jauh dari desa itu atau dipinggiran jalan utama desa Tarempa ditemukan batu besar bertumpuk tiga.

Menurut masyarakat setempat, batu tersebut dari dulunya sudah begitu. Bukan kamuflase.

Ketika berada di desa Tarempa, mata tidak akan terlepas dari pemandangan aktivitas nelayan dan rumah-rumah di atas air.


Pasar ikan Tarempa yang tak pernah 'mati berdenyut.'

Aktivitas nelayan dan melaut menjadi rutinitas sehari-hari di sini.

Sebagai pendatang, sebaiknya memilih berjalan kaki berkeliling di desa itu agar bisa mengenal daerah Tarempa lebih dekat.

Mungkin satu cara melebur dengan masyarakat adalah berkunjung ke pasar rakyat.

Datanglah ke pasar ikan Tarempa pada pagi hari.

Bahkan, lebih baik di waktu subuh karena denyut pasar nelayan yang menjajakan ikan segar di mulai di pagi hari.

Pasar ini sangat ramai dikunjungi.

Hasil lautnya melimpah terlihat dari tangkapan nelayan yang tumpah ruah sepulang melaut.

Tuna, cumi, kepiting, rajungan lengkap sudah, tinggal dipilih untuk dimasak.

Tugu Burung Hantu

Suasana kampung masih terasa di desa ini. Setelah berkunjung ke pasar, tak berapa jauh dari tempat itu ditemukan sebuah tugu batu berbentuk burung hantu.

Tugu itu berukuran tinggi sekitar 1 meter dengan tulisan kanji di areal berukuran sekitar 6x8 meter.

Menurut pemerintah setempat itu adalah Tugu peringatan serangan Jepang. Letaknya persis di Kampung Baru.

Dibangun untuk memperingati kota Tarempa yang pernah luluh lantak ketika perang Asia Timur Raya.

Saat itu Tarempa dibombardir oleh kapal perang tentara Jepang.

Perjalanan dilanjutkan ke Masjid Jami Baiturrahim Terempa.

Mesjid Jami merupakan mesjid tertua yang ada di Tarempa. Perkiraan di bangun sekitar tahun 1925.

Mesjid ini juga menjadi saksi bisu sejarah saat perang dunia kedua.

Menurut pemerintah setempat, masjid yang sebelumnya diketahui bernama Masjid Teluk Siantan ini, pernah menjadi persembunyian warga dan sempat dihujani bom oleh tentara Jepang saat perang.

Mesjid ini pernah dikunjungi Wakil Presiden pertama Republik Indonesia Muhammad Hatta tahun 1954.

Dari beberapa literatur, masjid ini sebelumnya dibangun oleh Datuk Kaye Muhd Usman bin Datuk Kaye Muhd Yasin pada tahun 1880 m.

Lokasi sebelumnya berada di Pulau Kukup. Kemudian, terpaksa dipindahkan ke darat oleh warga dan Pemerintahan kolonial Belanda sekitar tahun 1920 karena air laut pasang yang masuk menggenangi masjid.

Setelah mesjid, tak jauh dari sana ditemukan pula sebuah vihara tua, Vihara Gunung Dewa Siantan.

Vihara ini diperkirakan dibangun pada tahun 1960. Paling ramai dikunjungi pada saat imlek dan hari besar agama tionghoa.

Berkunjung ke sini cukup memakan energi, karena lokasinya cukup tinggi atau berada di bebatuan.

Dari Vihara ini kita bisa menyaksikan pemandangan desa Tarempa, laut dan aktivitas nelayan.

Kesulitan berwisata ke desa Tarempa hanya soal transportasi.

Sebagai daerah kepulauan, tidak semua daratan di wilayah Anambas termasuk desa Tarempa bisa ditempuh dengan jalan darat.

Pada umumnya transportasi di daratan menggunakan sepeda motor.

Untuk spot-spot yang berdekatan tentunya masih bisa berjalan kaki.


Pantai Tarempa yang indah memesona, memberikan ketenangan batin karena kesunyiannya.

Bila ingin melakukan perjalanan antar pulau butuh transportasi seperti boat atau perahu kecil dari desa Tarempa.

Tidak semua boat dan feri melewati rute-rute wisata. Pengunjung harus menyewa boat dan meminta diantar ke daerah tujuan.

Kisaran sewa perahu kecil di atas 1juta sehari. Lebih baik bila melakukan perjalanan secara kolektif sehingga lebih meringankan biaya.

Tarempa dapat ditempuh dengan menggunakan moda transportasi laut seperti kapal ferry dari Tanjungpinang (frekuensi ferry datang satu minggu tiga kali dengan jarak tempuh lebih kurang 10 jam), maupun kapal Pelni (KM. Bukit Raya dan KM.

Lawit sekitar 16 jam dari Pelabuhan Sri Bayintan Pura, Kijang Kabupaten Bintan) dan Kapal Sabuk Nusantara dari Tanjungpinang.

Sedangkan untuk jalur penerbangan tidak bersubsidi, sekali jalan berbiaya 1,2juta dari Hang Nadim Batam.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini