Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ibukota Jakarta memiliki banyak gedung-gedung tua bersejarah peninggalan jaman penjajahan Belanda.
Gedung tersebut kini menjadi cagar budaya di bawah naungan Kementerian Pariwisata dan Dinas Pariwisata Kebudayaan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
Di antaranya Pasar Baru yang terletak di Jalan KH. Samanhudi, Sawah Besar, Jakarta Pusat tepatnya di seberang Gedung Kesenian Jakarta.
Pasar Baru yang sudah lahir sejak tahun 1820 ini merupakan pusat perbelanjaan yang dahulu dikenal dengan nama Passer Baroe.
Gereja Protestan Immanuel di Jalan Merdeka Timur Nomor 10, Gambir, Jakarta Pusat.
Pada masa itu kalangan elite Belanda kerap datang untuk berbelanja di sini.
"Sejak jaman dahulu tempat ini adalah pusatnya perbelanjaan tekstil dan hingga sekarang pun masih sama fungsionalnya," kata Ali satu di antara pedagang toko di Pasar Baru kepada Tribun Travel, Kamis (17/9/2015).
Sebelumnya pertokoan menempati dua sisi jalan tetapi kini salah satunya beralih fungsi untuk lintasan pejalan kaki.
"Tidak ada yang berubah secara material bangunan hanya saja lahannya tidak seluas dulu," tambahnya.
Selama berpuluh-puluh tahun orang India mendominasi lapak pertokoan di sini dengan menjual tekstil yang memiliki kualitas tinggi.
Selanjutnya ada Gedung Pancasila atau sekarang digunakan sebagai Gedung Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia.
Gedung Pancasila terletak di Jalan Taman Pejambon Nomor 6, Gambir, Jakarta Pusat berdekatan dengan Lapangan Banteng.
Disebut demikian (Gedung Pancasila, red) karena tepat pada tanggal 1 Juni 1945, Presiden Pertama RI Soekarno menyampaikan pidato yang berjudul Kelahiran Pancasila di sini.
Pancasila adalah Lima Sila yang mendasari Undang-Undang Dasar (UUD) Negara Indonesia berisikan:
"1. Ketuhanan yang Maha Esa, 2. Kemanusian yang adil dan beradab, 3. Persatuan Indonesia, 4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, 5. Keadilan sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia," begitulah bunyinya.
Pasar Baru di Jalan KH. Samanhudi, Sawah Besar, Jakarta Pusat.
Gedung Pancasila bergaya klasik empiredoric membungkus gedung yang dibangun pada tahun 1830 tersebut.
Sepanjang sejarahnya, gedung ini pernah digunakan sebagai Volksraad atau Raad van Indie yaitu sebuah lembaga perwakilan rakyat pada jaman dahulu.
Menurut seorang pengelola, Gedung Pancasila juga pernah digunakan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia tahun 1942-1945.
Gedung Pancasila ialah saksi abadi kelahiran UUD Negara yang dicetuskan pada tanggal 18 Agustus 1945, sehari setelah kemerdekaan Indonesia diproklamirkan.
Soekarno dan Hatta sebagai Proklamator Kemerdekaan pun dilantik di tempat ini menjadi Presiden dan Wakil Presiden pertama RI.
Bergeser sekira 10 meter dari Gedung Pancasila Anda akan menjumpai Gereja Protestan Immanuel yang umur gedungnya tidak kalah tua.
Gereja Protestan Immanuel bertempat di Jalan Merdeka Timur Nomor 10, Gambir, Jakarta Pusat yang dibangun tepat menghadap ke arah depan Stasiun Gambir.
Pendiriannya sudah rampung sejak tahun 1834 semasa Pemerintahan Raja Wilem I sehingga dikatakan sebagai gereja tertua di Jakarta.
"Gereja Protestan Immanuel paling berumur di Jakarta ketimbang gereja lainnya dan memiliki bangunan yang istimewa," kata Desi seorang pengelola gereja kepada Tribun Travel.
Awalnya gereja ini memiliki nama Willemskerk, gaya neo-klasik yang diadopsi untuk rancangannya.
Gereja Protestan Immanuel tampak megah karena masih meyimpan organ tua buatan Belanda tahun 1843 dan sampai saat ini alat musik tersebut masih berfungsi.