News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Wisata Kalsel

Cacapan Asam, Kuliner Khas Banjar yang Sulit Dijumpai di Rumah Makan, Rasanya Menggoda Selera

Editor: Malvyandie Haryadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Cacapan asam khas Banjar yang sebagai pendamping menu utama.

Cara memotongnya pun khusus, yakni dengan cara dicincang di atas bijinya setelah kulitnya dikupas sehingga menghasilkan irisan yang tipis dan kasar.

Kecuali binjai tidak dicincang karena tekstur dagingnya lembut dan berair sehingga susah dicincang, jadi hanya dipotong dan dipencet-pencet hingga agak hancur di cairan cacapan asamnya.


Menyantap cacapan di Depot Ibu Haji Simpang Telawang.  (Banjarmasin Post/Yayu Fathilal)

Hal ini diyakini akan membuat rasa nikmat tersendiri saat menyantapnya jika dibandingkan dengan cara dipotong.

Cacapan asam ini biasanya dijadikan makanan pendamping untuk berbagai kuliner khas Banjar, khususnya yang dibakar, direbus, diasinkan atau digoreng.

Biasanya makanan-makanan itu dicocol ke cacapan asam ini kemudian disantap bersama nasi dan lauk pauk lainnya.

Sesuai namanya, yaitu cacapan yang dalam Bahasa Banjar berarti cocolan.

Cacapan asam ini biasanya tidak dijual di warung-warung masakan khas Banjar.

Biasanya ini hanya ada di rumah-rumah orang Banjar, dibuat oleh kaum perempuannya untuk pelengkap menu bersantap bersama keluarga.

Di Banjarmasin saja bisa dikatakan tidak ada warung makan khas Banjar yang menyediakan cacapan asam ini karena memang tak lumrah dijual.

Cukup sulit mencari rumah makan yang menyediakan kuliner yang satu ini di Banjarmasin.

Jika bertanya ke warga dimana ada rumah makan yang menyediakan cacapan asam, rata-rata memberikan jawaban yang sama yaitu tidak ada karena cacapan asam hanya dibuat di rumah.

Namun ternyata ada satu rumah makan khas Banjar yang menyediakan cacapan asam buat para pelanggannya yang berhasil ditemukan reporter Banjarmasin Post, yaitu Depot Ibu Haji Simpang Telawang.

Pemilik rumah makan ini, Hj Norjenah, mengatakan para pelanggannya biasanya kerap dibuatkan cacapan asam ini jika bersantap di tempatnya.

Di tempatnya, antara cairan cacapan asam dan asam Jawanya dihidangkan terpisah. "Soalnya terkadang ada saja yang tak suka dengan asam Jawa," jelasnya.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini