Mangut lele misalnya, disajikan lengkap dengan kuah santan kental beririskan cabai-cabai segar.
Adapun pilihan ayam goreng, perkedel serta oseng-oseng kikil yang tidak kalah nikmatnya.
Untuk melengkapi menu ramesannya, wanita kelahiran Kulonprogo ini juga menambahkan menu sayur lodeh, oseng-oseng kacang maupun bakmi goreng. Soal harga, pelanggannya tidak perlu khawatir.
Maryati hanya mematok harga nasi sayur hanya Rp 3 ribu, sedangkan jika nasi sayur dan lauk hanya Rp 8 ribu per porsi.
Menjaga eksotisme kuliner Yogyakarta juga ditunjukan Warung Pak Muh dengan menyediakan sajian teh poci lengkap dengan gula batu. Satu porsi teh poci ini dihargai Rp 4 ribu.
Maryati mengaku, saat ini memiliki 20an pelanggan setiap harinya. Meskipun tidak banyak, namun cukup untuk meringankan beban sang suami yang saat ini mengabdi sebagai Abdi Dalem di Keraton Yogyakarta ini.
Setiap delapan hari sekali, dirinya pasti kedatangan langganan sebanyak sepuluh Abdi Dalem yang melaksanakan piket di Keraton Yogyakarta.
Usai menyantap hidangan ramesan yang sederhana, pelanggan akan dibuai dengan buliran angin sejuk yang bertiup dari pepohonan.
Suasana nyaman itulah yang membuat pelanggan-pelanggannya betah berlama-lama di Ngupoyo Boga Sompilan.
Bahkan tidak jarang banyak pelanggan yang bercengkrama sambil bermain catur usai menyantap makanan di sana.
Dari aspek lokasi, menjangkau Ngupoyo Boga Sompilan bukanlah sesuatu yang sulit. Sompilan terletak sekitar 500 meter dari titik nol kilometer Yogyakarta atau 100 meter dari Pasar Ngasem.
Berlokasi di sebelah timur Pasar Ngasem, Ngupoyo Boga Sompilan bisa ditempuh menggunakan mobil, sepeda motor, becak maupun andong sekalipun.