Laporan Reporter Tribun Lampung Heru Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM - Hadirnya tempat kuliner baru, tentu kabar menggembirakan bagi pecinta nongkrong. Apalagi menu yang disajikan terbilang fresh dan didukung suasana yang nyaman.
She Cafe yang berlokasi di Jalur Teuku Umar No 257 (sebelum Martabak Pop), Kedaton, Bandar Lampung adalah salah satu tempat nongkrong baru di Kota Tapis Berseri.
Adapun yang membuat berbeda dari tempat kuliner lainnya adalah sajian makanannya yang disajikan dengan konsep ekslusif, sehat, dan simpel. Ini sesuai namanya She yang merupakan akronim dari simply, healty, and exlusive.
Uniknya lagi, ruang utamanya tidak digunakan untuk ruang makan tetapi dikhususkan bagi mereka yang hobi berselfie dengan latar belakang classic dan doodle.
Potongan pangsit kriuk (crispy) untuk topping mi rendang sapi.
Owner She Cafe, NW Santi Utami mengaku, secara keseluruhan kafenya menegaskan kesan nyaman kepada para pengunjung yang umumnya adalah anak muda.
Selain itu, harga makanan dan minuman yang ditawarkan relatif terjangkau, mulai dari Rp 5.000 - 57 ribu per itemnya.
Sedangkan fasilitas yang diberikan, seperti free WiFi, smoking area, dan tempat parkir luas.
"Meski dalam keadaan listrik padam, kami jamin WiFi tetap lancar. Itulah salah satu keunggulan yang kami tonjolkan. Kelebihan lainnya, ruang utama sengaja dirancang bagi yang hobi selfie," kata Santi, sapaannya.
"Bicara kuliner, andalan kami adalah menu berbahan mi. Sebab, sebagian besar menu di sini bertajuk mi. Sebut saja di antaranya, Mi Rendang, Mi Udang, dan Mi Ayam Ekslusif. Lalu untuk minumannya adalah Sweet Love," sambungnya.
Mi Rendang, kata Santi, bisa dibilang menu ini baru satu-satunya di Lampung.
Adapun racikannya terbilang simpel, hanya berupa mi olahan sendiri (home made) dan rendang daging sapi.
Ini yang membedakan dengan mie lain yang biasanya menjadikan potongan daging ayam sebagai topping.
Meski begitu, tahap pengolahannya cukup sulit. Sebab, untuk menghasilkan rendangnya yang lezat bisa menghabiskan waktu 3-4 hari.
Dia mengatakan, rendang diolah dari daging sapi pilihan. Kemudian dengan menggunakan bumbu rempah, rendang dimasak hingga tiga kali pemerosesan.
Tak sampai di situ, rendang diendapkan hingga 3-4 hari lamanya. Tujuannya agar daging menjadi lembut, bumbu meresap sempurna, rendang lebih kering dari unsur minyak, dan gurih.
"Serupa dengan pengolahan rendang, mi diproduksi dengan hand made yang bebas unsur pewarna, pengawet, dan zat kimia lainnya. Bahkan, cukup makan mi-nya saja sudah terasa kelezatannya. Di mana, tekstur mi lembut, tidak rapuh, dan sangat terasa taste rempah-rempahnya," ungkapnya.
Dari segi tampilannya, kata Santi, kedua unsur ini diletakkan dalam satu mangkuk.
Es krim sajian She Cafe di Lampung.
Di mana mi sebagai unsur utamanya sedangkan rendang cincang sebagai toppingnya.
Ketika akan mengkonsumsinya, disarankan tidak menggunakan sumpit. Cara ini agar mi dan rendang bisa berkolaborasi, dan ketika sampai ke lidah, lezatnya bisa membaur sempurna.
Untuk harganya, mulai dari Rp 17 ribu - Rp 57 ribu per porsi.
"Kami menawarkan empat varian pilihan, yakni Mi Rendang Original (polos), Telur Puyuh, Bakso, dan Komplit. Khusus komplit, konsumen bebas tambah mi atau isiannya (bakso dan telur puyuh). Syaratnya konsumen harus makan sendiri dan makan di She Cafe. Untuk info lengkap bisa menghubungi telepon 081272111222 atau BB 5A7F9296," ujarnya.