Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Taman Apotek Hidup sebuah taman yang menampilkan koleksi berupa tanaman berkhasiat obat atau dikenal jamu ini berlokasi di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jl. Raya Taman Mini, Jakarta Timur.
Di sini Anda bakal menyaksikan seratus ribu jenis tanaman asli Indonesia yang tersebar di seluruh kepulauan Nusantara.
Taman Apotek Hidup bekerjasama dengan PT Air Mancur sebagai perusahaan jamu terbesar memanjakan para pengunjung TMII dengan memberikan jamu secara gratis.
Minum jamu gratis di Taman Apotek Hidup, TMII, Jakarta. (Tribunnews/Reynas)
Ada berbagai jamu yang dapat Anda cicipi mulai dari pegal linu, nafsu makan, sakit pinggang, resik nifas, batuk usus, encok, bersalin, dan masih banyak lagi.
Promo minum gratis jamu ini terbukti mampu menyedot perhatian pengunjung yang melintasi areal Taman Apotek Hidup.
"Sudah lama tidak mengkonsumsi jamu karena semakin jarang yang jualan, saya penasaran ingin coba makanya mampir ke sini," kata Risa (28) seorang pengunjung yang menikmati jamu gratis, Sabtu (3/10/2015).
Diketahui dari jumlah tanaman apotek hidup sejauh ini baru ditemukan sekitar ratusan tanaman yang terbukti berkhasiat obat atau jamu.
Hal tersebut pula yang dapat dipelajari di Taman Apotek Hidup karena jenis-jenis tanamannya dipamerkan di tempat ini beserta paparan khasiatnya.
Promo minum gratis jamu ini terbukti mampu menyedot perhatian pengunjung yang melintasi areal Taman Apotek Hidup. (Tribunnews/Reynas)
"Menarik datang ke Taman Apotek Hidup tidak cuma sekedar minum jamu gratis tapi banyak pengetahuan yang bisa diserap," aku Risa usai berkeliling taman.
Untuk jamu siap saji Anda bisa juga memesannya semisal jamu sari ayu, jamu klinbat, jamu sari asih, jamu sehat perempuan hingga jamu kejantanan.
Masing-masing jamu mempunyai khasiat tersendiri antara lain memelihara tubuh tetap sehat segar dan awet muda, memacu bekerjanya kelenjar, menghilangkan pegal linu sakit persendian dan letih lesu.
Selayaknya harga jamu pada umumnya, pergelas jamu hanya dibandrol terjangkau yakni berkisar Rp 5.000-Rp 7.000.
Lahirnya Taman Apotek Hidup
Pentingnya manfaat jamu sekaligus produktifitasnya yang dinilai ampuh kala itu ibu negara ke-2, Tien Soeharto memprakarsai berdirinya Taman Apotek Hidup.
Aneka minuman jamu di Taman Apotek Hidup, TMII, Jakarta. (Tribunnews/Reynas)
Taman ini secara resmi dibuka untuk umum pada tanggal 20 April 1984 diresmikan Presiden Republik Indonesia ke-2, Soeharto.
Dengan tujuan untuk mengumpulkan, melestarikan serta membudidayakan tanaman yang memiliki khasiat obat tersebut.
Taman seluas 6.000 m2 ini memiliki koleksi sekitar 400 jenis tanaman obat asli Indonesia, jumlah tersebut dibagi berdasarkan tiga kategori.
Pertama, tanaman langka seperti kayu rapet (parameria barbata schum) dan kedawung (parkia biglobosa auct).
Kedua yaitu tanaman yang baru ditemukan dan masih diteliti khasiatnya misalnya telosom (talinum paniculatum), dan ketiga yaitu tanaman yang sudah dibudidayakan menjadi tanaman obat keluarga (Toga) misalnya kunyit, jahe dan kumis kucing.
Selain sebagai tempat pelestarian tanaman obat, taman ini juga menjadi pusat pengetahuan dan penunjang pendidikan yang bermanfaat khususnya bagi para pelajar.
Pengunjung dapat belajar mengenali bermacam jenis tanaman berkhasiat obat yang ditunjang laboratorium dan perpustakaan dengan ratusan buku referensi tentang tanaman obat dalam berbagai bahasa.
Di sebelah timur terdapat gallery Air Mancur yang tersedia berbagai contoh hasil tanaman obat yang telah diawetkan (Simplisia) tetapi kini tidak lagi difungsikan.
Bibit tanaman obat dapat dibeli dengan harga relative terjangkau untuk buah tangan.
Pada kesempatan tertentu, pengunjung juga bisa menyaksikan atau mengikuti acara-acara yang berkaitan dengan pengobatan herbal.
Pengunjung tidak dipungut biaya untuk berkunjung ke Taman Apotek Hidup yang buka setiap hari mulai pukul 07.00-17.00 WIB ini.