News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Wisata Sulsel

Siapa Saja yang Makan di Makassar Tempo Dulu akan "Terhipnotis" dengan Suasana di Dalamnya

Editor: Malvyandie Haryadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Suasana di Makassar Tempo Dulu (MTD).

Laporan Wartawan Tribun Timur, Muthmainnah Amri

TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR - Keberadaan kafe dan rumah makan di Makassar kini kian menjamur seiring perkembangan zaman.

Tempat tongkrongan yang mainstream biasanya menyuguhkan suasana cozy, pelayan yang ramah dan musik yang easy listening menjadi jualan sejumlah pengusaha agar kafe mereka dilirik.

Namun tongkrongan yang beda dan tak biasa kini dapat Anda jumpai di Makassar.


Coto Makassar di MTD. (Tribun Timur/Muthmainnah Amri)

Bukan terbuat dari rumah toko yang kebanyakan disulap menjadi kafe, namun tempat baru ini murni peninggalan jaman Belanda.

Nah, rumah makan ini bernama Makassar Tempo Dulu.

Letaknya berada di Jl Bonerate, persisnya di samping Gedung Kesenian Makassar.

Dari namanya, Anda sudah bisa menebak bahwa rumah ini seperti mengunjungi rumah nenek.

Perabotan tempo dulu dan suasana cozy laiknya berada di rumah sendiri.

Benar saja, MTD memang mendesain rumah ini menjadi sesuatu yang beda.


Siapa saja yang datang ke sini, dapat merasakan suasana seperti berada di rumah orangtuanya.  (Tribun Timur/Muthmainnah Amri)

Sehingga siapa saja yang datang ke rumah makan ini dipastikan dapat merasakan atmosfir seperti berada di rumah nenek moyang.

Owner MTD, Effendy Daud mengatakan MTD baru dibuka dua bulan lalu.

Menu makanan yang ditawarkan pun masih seadanya namun menyuguhkan kuliner Makassar.

Seperti sop ubi, sop lidah paru hingga kopi hitam khas Makassar yang dijamin bakal menggoyang lidah Anda.

Namun bukan itu fokusnya. Sebab jika Anda sudah menginjakkan kaki di MTD, Anda tak peduli dengan makanan yang akan disantap.

Sebab dipastikan Anda sudah terhipnotis atmosfir MTD yang menyajikan suasana ala Belanda.

Belum lagi perabotan yang sudah kuno. Jarang didapatkan di era kekinian.

Seperti setrika arang, televisi lengkap dengan penutupnya, piringan hitam, lemari komodo, bufet berwarna hitam berukiran bunga, piano tua yang semuanya sudah berusia ratusan tahun.

MTD berlantai dua. Di lantai satu ada empat meja, setiap meja diisi empat kursi.

Di sisi kanan ruangan dipajang sofa nyaman berkonsep vintage.

Di sisi ini menjadi spot wajib bagi Anda untuk berfoto.

Ada wajib narsis disini, apalagi pengelola tidak melarang pengunjung berfoto foto.

Naik ke lantai 2, Anda bakal terhipnotis dengan ruangan yang diset minimal namun bernilai seni tinggi.

Masih sama dengan konsep di lantai 1, ada space untuk sofa dan kursi biasa.

Ada televisi tua lengkap dengan bufetnya yang bisa dibuka tutup.

Di sudut ruangan berdiri piano kuno yang sudah usang. Namun tetap menarik untuk selfie.

Suasana RM Makassar Tempo Dulu sangat adem. Meski rumah lantai dua ini tak memasang AC satu unit pun.

Tekstur bangunan MTD dipertahankan oleh pemiliknya. Ia hanya memoles dinding yang sudah rapuh.

Sebab bangunan ini dibangun sejak tahun 60-an. Selain diplester, pengelola juga membangun toilet baru bagi pengunjung.

Galeri ala Makassar

Owner RM Makassar Tempo Dulu, Effendy Daud memiliki mimpi lain.

Selain berhasil mendirikan rumah makan ala tempo dulu, ia juga menjadikan MTD menjadi galeri.

"Di Makassar memang belum ada ada galeri yang kita bisa duduk lama dan menikmati suasana perabot tempo dulu," ujar mantan pegawai BUMN ini, Rabu (14/10/2015).

Ia menambahkan koleksi di MTD didapatnya dari koleksi pribadi dan sebagian dari rekannya.

Ia mulai menjadi pengumpul barang antik sejak tiga tahun lalu.

Maka dari hobinya ini ia pun menyalurkannya untuk berbisnis.

MTD diharapkan menjadi inspirasi bagi masyarakat dan pemerintah.

Bahwa dengan adanya MTD dapat dijaga keasliannya.

Effendy juga bermimpi agar rumah makan ini dapat menjadi area heritage di Makassar.

Disamping menjamurnya rumah toko, kawasan heritage di Makassar dipastikam akan habis jika ada pembiaran oleh pemerintah. (*)

Daftar Menu:

Nasi campur Rp 25 ribu
Sop lidah Rp 25 ribu
Sop lidah paru Rp 25 ribu
Sop ubi Rp 20 ribu
Nasi putih Rp 4 ribu
Perkedel Rp 5 ribu
Orange juice Rp 10 ribu
Es teh manis Rp 5 ribu
Kopi hitam Rp 10 ribu

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini