TRIBUNNEWS.COM, PALMERAH - Setelah renovasi besar-besaran, Stasiun Palmerah di Jakarta Barat memang tampil cantik menawan dan berkonsep modern.
Kesan bangunan tua peninggalan Belanda berubah menjadi bangunan modern yang bersih dan luas.
Tapi sayang, di tengah kenyamanan fisik bangunan, ada satu hal yang kurang memadai di stasiun ini yakni tiadanya kursi tunggu penumpang.
Areal peron stasiun memang bertambah luas, tapi tidak tersedia tempat duduk.
Stasiun Palmerah yang megah setelah renovasi.
Peron stasiun seperti aula yang luas.
Satu-satunya areal yang tersedia tempat duduk adalah pada bagian sisi peron yang kena terik sinar matahari langsung yang menyengat di siang bolong.
Tentu saja dengan kondisi tempat duduk terbuat dari pipa-pipa besi yang kena panas matahari itu, tak ada penumpang yang duduk-duduk di siang bolong karena kepanasan.
Areal yang ternaungi bangunan malah tak ada tempat duduknya.
Karuan saja, para penumpang duduk-duduk lesehan di lantai dan tangga naik turun penumpang, terutama para penumpang yang sudah berusia lanjut dan anak-anak.
Juga para penumpang yang membawa barang bawaan banyak.
Stasiun Palmerah yang megah setelah renovasi.
"Ya biar peronnya luas, kalau kita berdiri lama menunggu kereta begini, kaki ya pegel-pegel. Apalagi kalau gendong-gendong anak begini," keluh seorang ibu asal Pamulang, Tangerang Selatan, yang biasa turun di Stasiun Palmerah kepada Tribunnews.com.
"Untuk anak-anak muda, berdiri lama itu nggak masalah, apalagi sambil ngobrol-ngobrol. Tapi untuk seusia saya ini berdiri lebih dari lima menit terasa linu-linunya," sahut Sudirman, seorang staf karyawan yang bekerja di Gedung DPR RI.