Rasa dari hidangan ini pedas berpadu dengan gurihnya daging bebek. Untuk rasa pedas berasal dari cabai rawit yang diulek.
Sedang untuk bebek rica-rica juga dimasak menggunakan beragam bumbu rempah, tetapi ada sentuhan rasa manis.
Jika bebek bumbu bali menggunakan kunyit, untuk masakan rica menggunakan jahe, dan cabainya tidak diulek melainkan dipotong-potong.
"Sedang untuk bumbu rujak, semua bumbu rempah digunakan, termasuk kunyit, jahe, serta ada tambahan miri, dan menggunakan santan," ujar Suparno.
Satu porsi olahan bebek di lesehan Morokangen cukup besar, karena satu ekor bebek dipotong hanya menjadi empat bagian.
Yang juga membuat istimewa bebek di sini adalah dagingnya yang empuk dan tidak bau amis.
Empuknya daging bebek tersebut karena bebek dimasak selama dua jam menggunakan beragam bumbu rempah seperti serai, jahe, bawang merah, bawang putih, daun jeruk, kunyit, serta daun salam.
Untuk ayam, waktu memasaknya lebih sebentar, yakni setengah jam.
Dalam sehari Suparno menghabiskan sekitar 10 ekor bebek, dan 15 ekor ayam. Untuk entok tidak setiap hari Suparno menyediakannya.
Satu porsi olahan bebeka dihargai Rp.30 ribu, sedang untuk ayam harga seporsinya Rp.13 ribu.
"Setiap harinya saya mulai buka dari jam 05.00 sore, dan biasanya tutup jam 11.00 malam," pungkas Suparno.(*)