News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kuliner

Sensasi Menyeruput Kopi Dengan Cangkir Terbalik di Aceh

Editor: Agung Budi Santoso
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sensasi minum kopi dengan cangkir terbalik khas Aceh.

Laporan Wartawan Serambi Indonesia, Nurul Hayati

TRIBUNNEWS.COM, ACEH – Menyeruput kopi yang diseduh dalam cangkir sudah biasa.

Namun pernahkah anda membayangkan menyesap kopi dalam posisi cangkir yang sengaja dibalik?

Itulah yang ditawarkan Kedai Tubruk & Arabica.

Kedai kopi yang meracik bijih kopi robusta dan menyajikannya dengan cara yang unik.

Hanya ada di Aceh.


Gadis-gadis Aceh menyeruput kopi dengan cangkir terbalik.

Riwayat kopi khop

Kopi khop atau dikenal juga dengan nama kopi tubruk berasal dari Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat.

Kopi tubruk yang disajikan dengan cara terbalik.

Itulah kopi khop.

Konon cara penyajian kopi tersebut terilhami dari model topi yang menjadi trade mark pahlawan nasional yang berasal dari daerah setempat yaitu Teuku Umar.

Penyajian kopi khas Meulaboh, Aceh Barat itu telah ada sejak zaman penjajah atau pada saat Teuku Umar bergerilya.

Di daerah tempatnya berasal, kedai-kedai kopi berjejer di pinggir pantai, sehingga agar tetap hangat saat dinikmati kopi sengaja disajikan dalam cangkir dengan posisi terbalik.

Selain agar bebas dari debu dan tetap nikmat saat diminum, penyajian kopi dengan cara tersebut juga mempengaruhi citarasa yang ditawarkan.

Keunikan kopi khop

Seperti namanya, kopi khop atau kopi terbalik menggunakan gelas yang diposisikan terbalik di atas piring kecil.

Sebuah sedotan akan membantu kita untuk menyesap tetes-tetes kenikmatan dari celah gelas.

Tak perlu khawatir, meskipun tidak disaring sama sekali seperti umumnya kopi Aceh yang disaring berulang-ulang, ampas bijih kopi tidak akan terminum karena posisinya mengapung di atas gelas.

Kedai Kopi Tubruk & Arabica menawarkan varian rasa berupa kopi khop original, kopi khop susu, kopi khop susu coklat, dan tower.

Menawarkan dua versi: panas dan dingin.

Untuk menikmati secangkir kopi khop cukup merogoh kocek antara Rp 5 ribu – 11 ribu saja.

“Penikmatnya bukan hanya orang Meulaboh-Aceh Barat, tapi juga dari kabupaten/kota lain dan juga turis asing. Rata-rata pengunjung datang karena penasaran dan selalu ingin kembali karena ketagihan,” ujar Yudi sumringah.

Dalam sehari Kedai Tubruk & Arabica menghabiskan 4-5 Kg bijih kopi atau setara 160-200 gelas kopi.

Yudi bersama lima orang kawannya merupakan pebisnis muda yang awalnya penikmat kopi.

Ia mengaku tak mewarisi bakat meracik kopi dan tak mempunyai latar belakang seorang pebisnis.

Para anak muda yang masih tercatat sebagai mahasiswa Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) banda Aceh tersebut merintis usahanya dengan rajin mengikuti festival dan pameran yang dihelat pemerintah.

Terhitung sejak 2013, dari satu perhelatan ke perhelatan kopi mereka pun mendapat sambutan hangat dari pengunjung.

Mengingat banyaknya permintaan, mereka lantas membuka kedai kopi demi memanjakan lidah penikmatnya.

Yudi mengaku karena keunikan kopi yang ditawarkan, pihaknya sudah dilirik pengusaha asal negeri jiran Malaysia untuk kerjasama.

Wah!

Lokasi dan waktu

Beruntung Tribun Travel tak perlu jauh-jauh ke pesisir barat Selatan Aceh tempat kopi itu berasal, karena sejak 2015 ini kopi khop telah hadir di ibukota provinsi, Banda Aceh.

Beralamat di Jalan AMD Nomor 36, Batoh, Banda Aceh Kedai Kopi Tubruk & Arabica buka dari pukul 16.00 WIB – 24.00 WIB.

Kedai kopi yang berlokasi tak jauh dari terminal provinsi itu merupakan satu-satunya di Kota Banda Aceh.

Menawarkan atmosfer terbuka dengan pilihan set kursi dan lesehan, kedai kopi ini membawa kita pada suasana tempo doeloe.

Tulisan nope dan no wifi menegaskan kalau tempat ini benar-benar mengajak pengunjung meresapi kenikmatan dalam secangkir kopi.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini