Laporan Wartawan Tribun Jogja, Hamim Thohari
TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA - Tongseng selama ini identik sebagai olahan berbahan dasar kambing.
Sebenarnya hampir semua jenis daging bisa diolah menjadi tongseng dan tidak kalah nikmat dibanding tongseng kambing.
Di salah satu sudut lapangan Karang Kotagede terdapat sebuah warung kaki lima "Tongseng Ayam Pak Antok".
Warung Tongseng Ayam Pak Antok. (Tribun Jogja/Hamim)
Warung ini menjajakan tongseng ayam kampung yang rasanya tidak kalah dengan tongseng kambing.
Adalah Berdikaryanto (50) yang sejak 2012 yang berjualan tongseng ayam.
Dikatakan pria yang akrab disapa Antok tersebut keberaniannya berjualan tongseng ayam karena sebelumnya selama 20 tahun dia telah berjualan sate dan tongseng kambing.
"Banyak orang yang memiliki tekanan darah tinggi dan kolesterol sebenarnya pengen makan tongseng, tetapi kebanyakan tongseng dari kambing. Maka saya mencoba usaha ini, toh saya juga memiliki kemampuan dan pengalaman masak tongseng," ujar Antok.
Dijelaskannya bumbu-bumbu dan cara masak tongseng ayam hampir sama dengan tongseng kambing.
Yang membedakan adalah daging ayam dimasak dengan kuah gulai terlebih dahulu sebelum dimasak bumbu tongseng.
Pak Antok memasak tongseng. (Tribun Jogja/Hamim)
Sedang tongseng kambing, dagingnya tidak perlu dimasak terlebih dahulu.
Meskipun daging ayam kampung rasanya lebih enak dibanding dengan ayam potong, tetapi teksturnya lebih alot.
Sehingga Antok harus memesaknya selama dua jam dengan bumbu rempah-rempah yang lazim digunakan dalam olahan gulai agar empuk dan gurih.
Daging ayam kampung yang telah dimasak gulai tersebut kemudian dipotong kecil-kecil dan kemudian akan dimasak tongseng jika pembeli datang.
Tongseng ayam dimasak menggunakan kuah gulai yang ditambah dengan irisan bawang merah, bawang putih, cabai rawit, merica, dan kecap.
Kuah tongseng tersebut tidak terlalu kental dan disajikan bersama irisan tomat dan kobis.
Tongseng ini memiliki rasa perpaduan dari gurih karena penggunaan santan, sedikit manis, dan daging ayamnya gurih.
"Ayam yang digunakan adalah ayam pejantan yang tidak banyak lemaknya, agar tongsengnya tidak terlalu berminyak," ungkap pria yang saat ini juga masih berjualan sate dan tongseng kambing pada malam harinya tersebut.
Dalam sehari minimal Antok menghabiskan antara lima hingga tujuh ekor ayam kampung pejantan.
Selain tongseng daging pembeli juga bisa memilih tongseng kepala, sayap, atau ati ampela.
Di warung yang setiap harinya buka dari pukul 10.00 pagi hingga 15.00 tersebut anda juga bisa memesan gulai ayam dan nasi goreng ayam.
Untuk urusan harga, anda tidak usah khawatir, satu porsi tongseng ayam harganya cukup Rp.11 ribu, tongseng sayap Rp.15 ribu, dan kepala Rp.17 ribu.
"Bagi yang suka balungan, di sini juga ada tongseng balungan. Untuk harga, tongseng dan gulai harganya sama," pungkas Antok.(*)