Laporan Wartawan Tribun Jogja, Hamim Thohari
TRIBUNNEWS.COM, SLEMAN - Sudah sejak lama daerah Kabupaten Sleman dikenal sebagai penghasil buah salak, khususnya jenis salak Pondoh.
Tak heran buah dengan kulit bersisik ini menjadi buah tangan wajib jika berkunjung ke Sleman.
Saat ini buah salak telah diolah menjadi beragam panganan, mulai dari keripik, manisan, dodol, karamel, hingga sirup.
Beragam olahan salak pondoh. (Tribun Jogja/Hamim)
Jadi jika anda berkunjung ke Sleman semakin banyak pilihan oleh-oleh yang bisa dibawa pulang.
Dari sekian jenis olahan salak, mungkin kopi biji salak yang akan membuat dahi anda berkrenyit.
Di Kecamatan Turi, tepatnya di Dusun Kembangarum, Desa Donokerto, Turi, Sleman, terdapat produsen kopi biji salak.
Adalah Adi Winarto, yang sejak tahun 2013 lalu mulai memproduksi kopi dari biji salak.
Adi menjelaskan, kopi biji salak yang diproduksinya hanya untuk keperluan penyembuhan.
"Di keluarga saya banyak yang menderita diabetes. Kemudian ada yang memberitahu bahwa kentos (biji salak) bisa mengobati diabetes. Kemudian saya mencoba mengkonsumsinya dengan cara dibikin kopi terlebih dahulu," cerita Adi Winarto.
Manisan dari salak pondoh. (Tribun Jogja/Hamim)
Setelah dibuat kopi, ternyata rasanya tidak kalah enak dengan kopi pada umumnya, akhirnya dia mencoba membuat kopi biji salak dalam jumlah yang lebih banyak.
Terlebih sejak tahun 2010 Adi Winarto telah merintis usaha pembuatan keripik salak, sehingga biji salak hanya dibuang begitu saja.
Manfaat kopi biji salak yang bisa membantu mencegah diabetes bukanlah isapan jempol semata.
Kopi ini telah diteliti di laboratorium teknologi pertanian dan farmasi UGM dan di dalamnya terkandung pektin dan flavonoid.
Pektin adalah senyawa yang efektif mencegah kanker, sedang flavonoid adalah senyawa yang terdiri dari 15 atom karbon yang efektif mencegah asma, katarak, diabetes, reumatik, hipertensi, dan beberapa penyakit lainnya.
Pusat oleh-oleh Crystal. (Tribun Jogja/Hamim)
"Kopi ini juga sama sekali tidak mengandung kafein, sehingga tidak membuat ketagihan dan jantung berdetak kencang, serta aman bagi lambung," ujar Adi Winarto.
Untuk membuatnya, biji salak dicuci kemudian dijemur hingga satu bulan Penjemurannya pun tidak langsung di bawah sinar matahari, karena akan merusak kandungan pektin dan flavonoid.
Setelah dijemur kembali di cuci, kemudian dioven selama dua jam, baru digiling.
Sepintas olahan biji salak ini tidak ada bedanya dengan kopi pada umumnya.
Setelah diseduh dengan air panas, warnanya pun juga sama, namun aromanya tidak sekuat kopi biasanya.
Rasa kopi ini lebih lembut, dan sedikit gurih jika dibanding kopi robusta atau arabica.
"Jika membuat kopi ini anda tidak usah terlalu banyak memberi gula, karena rasanya sudah cenderung manis," terang Adi.
Untuk mendapatkan kopi tersebut anda bisa datang langsung ke pusat oleh-oleh Cristal yang ada di Dusun Kembangarum, Donokerto, Turi, Sleman atau jalan Sleman-Turi km.5.
Di sana kopi ini dikemas dalam ukuran 100 gram dengan harga Rp.25 ribu.
Selain kopi biji salak, anda juga bisa membeli, kripik salak, dodol salak, bakpia salak, geplak salak, karamel salak, dan beragam olah salak lainnya.
"Setiap harinya kami mengolah sekitar dua hingga tiga kwintal salak menjadi beragam olahan. Produk-produk tersebut juga kami jual secara online," katanya menjelaskan.
Jadi, jika anda berkunjung ke Sleman, tidak ada salahnya membawa Kopi Biji Salak sebagai buah tangan yang enak dan kaya manfaat.(*)