Laporan Wartawan Tribun Pekanbaru, Vina Dwinita
TRIBUNNEWS.COM, PEKANBARU - Bosan dengan makanan yang kebarat-baratan?
Saatnya beralih ke masakan khas melayu yang sangat tradisional.
Barangkali orangtua, nenek anda pernah menyajikannya dulu.
Namun kini, sudah jarang disantap karena lebih familiar dengan makanan dari daerah atau bahkan Negara lain.
Gulai putih jantung pisang. (Tribun Pekanbaru/Vini Dwinita)
Ada berbagai makanan kampong yang pastinya menggugah selera dan mudah didapat bahannya.
Misalnya gulai pisang, jantung pisang masak putih, gejak jantung pisang, gulai cendawan, pais ikan pantau dan lain-lain.
Makanan ini khas sekali tradisional melayunya dan anda patut merasakannya.
Satu di antara yang menyajikan menu-menu melayu tradisional ini adalah Rumah Makan Gurindam di Jalan Jendral Sudirman tepatnya dekat fly over Sudirman-Tuanku Tambusai.
Di rumah makan ini menyajikan makanan-makanan khas tradisional melayu Riau yang membuat anda merasakan teringat kembali dengan masakan ibu maupun nenek anda dulu.
Pemilik Rumah Makan Gurindam Diana Razak kepada Tribunpekanbaru.com mengatakan ia ingin mengembangkan masakan melayu tradisional Riau yang jarang didapatkan di tempat lain.
Gulai pisang. (Tribun Pekanbaru/Vini Dwinita)
“Awalnya resep-resep menu ini adalah resep dari nenek kami. Kemudian ditambah rekomendasi dari teman-teman makanan kampong resep dari orangtua maupun nenek mereka,” ujar Diana.
Diakui Diana sebagai warga asli Riau ia merasa terpanggil untuk menyajikan makanan melayu tradisional Riau ini dengan harga yang relatif terjangkau oleh banyak kalangan.
Bahannya mudah didapat dan bisa masuk juga ke selera selain orang Riau.
“Yang makan di sini tidak hanya orang asli Riau, tetapi ada juga dari Negara tetangga Malaysia dan lainnya yang sudah menjadi langganan makan di sini. Ini membuktikan makanan kita digemari juga oleh Negara lain,” katanya.
Salah satu menu yang menjadi andalan adalah pais ikan pantau. Ikan dengan tekstur kecil-kecil ini dibumbui dengan bumbu gulai kemudian ditambah dengan parutan kelapa lalu dikukus.
“Ketika konsumen pesan baru kita bakar. Sehingga aromanya lebih keluar dan makanannya lebih fresh,” ujar Ida Ibrahim, Koki di rumah makan Gurindam.
Ikan ini, lanjut Ida sebenarnya bisa dikreasikan dengan ikan yang lain juga.
Tapi diakui Ida rumah makan ini lebih sering menyajikan ikan pantau dibandingkan ikan yang lainnya.
Pasalnya sudah sesuai dengan selera konsumen.
Namun ke depan tidak menutup kemungkinan akan ada kreasi dari ikan lain.
Selain itu ada asam pedas dengan berbagai variasi baik ikan laut maupun ikan sungai.
Seperti ikan tapah, kepala kakap, baung, tenggiri dan lain-lain.
“Setiap hari kita selalu beda-beda menunya. Sehingga yang makan di sini selalu merasakan hal yang baru dan tidak bosan dengan makanan yang itu-itu saja,” sebutnya.
Kemudian untuk gulai pisang, diakui Ida menggunakan pisang bantan atau lidi.
Karena dua pisang ini memiliki rasa yang gurih dan manis. Sehingga lebih enak dijadikan gulai dibandingkan pisang yang lain.
Sementara itu untuk jantung pisang juga dipilih jantung pisang yang warnanya masih putih.
Kalau yang hitam jadi kurang bagus penampilannya dan rasanya juga lebih enak yang putih.
Nah, bagi anda penikmat jengkol, ada beberapa kreasi jengkol di tempat ini.
Selain sambal jengkol dan gulai jengkol yang biasa ditemukan, juga ada kreasi dari Ida yakni sambal lado jengkol bakar.
Untuk membuatnya tidak sulit. Jengkol direndam dengan air untuk meminimalisir baunya.
“Rendamnya semalaman. Malam ini direndam untuk dimasak besok. Paginya akan keluar buih-buih itu adalah gas yang menjadi sumber baunya,” jelas Ida.
Untuk membuatnya sambal diulek seperti biasa dengan campuran bawang merah dan bawang putih.
Sementara itu jengkolnya dibakar lalu dicampur dengan sambal yang sudah diulek.
Kemudian baru disiram dengan minyak tanak atau minyak yang sudah digunakan dan panas. “Terakhir baru dikasi jeruk nipis sesuai selera,”katanya.
Kemudian untuk variasi sambalnya juga ada beberapa macam.
Antara lain sambal kincung, sambal terasi terung, sambal nenas, sambal hijau dan aneka sambal lainnya.
Ada juga sambal lado tumbuk ikan salai bakar.
Dikatakan Ida, ikan salai yang digunakan adalah ikan salai selais karena rasanya lebih enak dan lebih garing.
“Cabenya digiling serta bawang merah dan bawang putih kemudian dimasukkan ikan salai yang sudah dibakar. Kemudian ditumbuk bersama cabenya. Lalu diperaskan air jeruk nipis. Jadi tekstur sambalnya digiling kasar bersama ikan salainya tersebut,” terang Ida. (*)