Laporan Wartawan Serambi Indonesia, Nurul Hayati
TRIBUNNEWS.COM, ACEH – Gembita perayaan puncak anniversary 10 Tahun MoU Helsinki membahana di Taman Ratu Sulthanah Safiatuddin, Lampriek, Banda Aceh, Minggu (15/11/2015).
Peringatan perdamaian antara pemerintah RI- GAM yang sudah berumur satu dekade itu menyuguhkan atraksi seni yang menghipnotis pengunjung.
Tak terkecuali bagi, Jusuf Kalla sang pencetus damai dan para utusan negara-negara yang menjadi fasilitator.
Tarian Ula-ula Lembing. (Serambi Indonesia/Nurul Hayati)
Penabuhan rapa-i pase (alat musik tradisional Aceh) oleh JK, menandai suka cita rakyat Acehatas kesepatakan damai yang dicapai oleh kedua belah pihak.
Selanjutnya berturut-turut para seniman dari Tanah Rencong menghentak panggung utama dan tampil memakau para hadirin.
Tari Ula Ula Lembing
Sejumlah penari yang terdiri atas laki-laki dan perempuan dalam balutan busana bernuansa melayu tampil perdana menunjukkan kepiawaiannya.
Semburat warna kuning dan hijau mendominasi pakaian penari Aceh Tamiang, kabupaten yang berbatasan dengan provinsi Sumatra Utara.
Lenggang para penari yang tampil berpasangan itu terlihat gemulai diiringi tiupun seruling yang menjadi ciri khas suku melayu.
Tarian ini mempunyai formasi melingkar seperti ular.
Dibawakan dengan lincah dan ceria.
Konon Tamiang merupakan nama suatu daerah di Riau yang merupakan tempat nenek moyang suku tersebut berasal.
Tak heran jika rumpun melayu yang merupakan komunitas terbesar di Pulau Sumatra juga terdapat di pesisir timur utara Aceh.
Peringatan 10 tahun kesepakatan damai antara pemerintah RI dan GAM. (Serambi Indonesia/Nurul Hayati)
Tari Saman
Tari Saman disebut juga tari seribu tangan.
Tarian yang ditetapkan sebagai warisan dunia tak benda oleh UNESCO pada 2011 lalu tersebut tampil memukau para hadirin.
Selain sebagai salah satu lumbung penghasil bijih kopi terbaik dunia, dataran tinggi Gayo dikenal dengan seni tradisi tinggi.
Tari Saman merupakan tari etnik suku Gayo, salah satu suku yang berdiam di Aceh.
Biasa ditampilkan dalam ritual adat dan juga saat merayakan maulid Nabi Muhammad SAW.
Tarian ini dikembangkan oleh Syech Saman, seorang ulama Gayo di Kabupaten Aceh Tenggara.
Para penari Saman yang kesemua adalah laki-laki membawakan tarian dengan lincah dan energik.
Menjadi bintang sepanjang rangkaian suguhan atraksi kesenian berlangsunng.
Tari rapai geleng
Tarian energik lainnya dari Tanah Rencong adalah tari rapa-i geleng.
Tarian yang dibawakan oleh penari laki-laki sambil menabuh rapa-i.
Rapa-i merupakan alat musik tradisional Aceh sejenis gendang yang dimainkan dengan cara ditabuh.
Tarian ini berasal dari Kabupaten Aceh Selatan.
Mengekspresikan dinamisasi masyarakat yang yang terlihat dari kekompakan para penari.
Mengunakan kostum yang menjadi ciri khas Aceh dalam sentuhan warna merah, kuning, dan hijau.
Selain tabuhan rapa-i oleh para penari, tari rapa-i geleng diiringi oleh syair yang berisi petuah hidup.
Itulah sederet tarian yang mewakili keberagaman suku yang berdiam di Aceh.
Mulai dari pesisir utara timur, barat selatan, dan dataran tinggi.
Disuguhkan untuk melambangkan suka cita warga Aceh merayakan puncak perdamaian.
Semoga damai itu masih milik kita.