Laporan Wartawan Serambi Indonesia, Nurul Hayati
TRIBUNNEWS.COM, ACEH – Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional (Pomnas) XIV 2015 tak sekedar kompetisi.
Perhelatan akbar itu juga dimeriahkan seratusan stan, pasar rakyat, kuliner, dan atraksi seni.
Sebagai tuan rumah, Universitas Syiah Kuala (Unsyiah), Banda Aceh menggandeng UKM untuk menggelar rupa-rupa komoditas daerah.
Stan Aceh. (Serambi Indonesia/Nurul Hayati)
Bali dan Bandung, dua daerah yang dikenal sebagai jantung ekonomi kreatif menjadi stan berdaya magnet tinggi.
Apapun yang berbau Pulau Dewata dan Kota Kembang, seakan tak pernah mati dan sepi peminat.
Sementara produk Korea yang dipamerkan stan ibukota, menjadi kiblat fashion kekinian dunia.
Gembita Pulau Dewata
Uniknya tak semua dari komoditas itu dijajal oleh warga setempat.
Stan Bali misalnya yang jumlahnya bahkan lebih dari satu, pemiliknya adalah warga Sumatra Utara.
Mereka mendatangkan produk langsung dari Bali atau memproduksi sendiri.
Stan Bali. (Serambi Indonesia/Nurul Hayati)
Sebut saja sandal, baju, dan aksesoris khas Bali mejeng dan dikerubungi kaum hawa.
Kesemuanya dihargai mulai Rp 5 ribu saja.
Di tempat terpisah, stan milik Idrus disulap menjadi taman bunga khas Pulau Dewata.
Bunga-bunga plastik itu mencuri perhatian pengunjung dengan semburat warna warni.
Menariknya pengunjung bisa membawa pulang 1 batang bunga bali seharga Rp 1.000 atau 10 batang seharga Rp 8.000 saja.
Nuansa vintage ala Kota Kembang
Seperti nama daerah asal, produk Kota Kembang ini mempunyai ciri khas sulaman bunga dalam balutan warna cerah.
Sentuhan kecil yang membuat tampilan rajutan berwarna dasar kream tampil stunning.
Cocok buat mereka penyuka tema vintage.
Didin, sang pemilik stan yang sudah belasan tahun bergelut di industri kreatif tersebut sukses mengusung tema klasik yang tak ada matinya.
Aneka tentengan perempuan seperti tas, dompet, atau clutch dihargai Rp 20.000 – Rp 80.000 ribu saja.
Harga yang terbilang bersahabat dengan kantong untuk sebuah produk handmade yang dibuat dengan penuh citarasa
Tren kekinian dari Ibukota
Dari ibukota, Jakarta, Jal sang pemilik stan menawarkan bros Korea.
Jika Bali dan Bandung menjadi kiblat industri kreatif tanah air, maka Korea adalah kiblat fashion kekinian dunia.
Bros merupakan aksesoris pelengkap yang berfungsi mempercantik penampilan.
Konon lagi bagi mereka yang berhijab, ini adalah aksesoris ‘wajib’ dalam berbusana.
Bros Korea tampil chic dalam warna dasar silver dengan sentuhan warna fresh seperti peach, tosca, dan sebangsanya.
Membuat kesan bros yang identik berat tampil lebih trendi.
Primadona baru perut bumi Serambi Mekkah
Tuan rumah, Aceh memperkenalkan primadona baru yaitu perabotan yang terbuat dari marmar.
Kekayaan bumi yang selama ini bersemayam di Kabupaten Aceh Selatan, disulap menjadi rupa-rupa perabot oleh mahasiswa Politeknik setempat.
“Kami sudah menerima pesanan dari Korea Selatan berupa tempat abu bagi orang meninggal sebanyak satu kontainer. Marmar sudah lama ditemukan, tapi sebelumnya tidak diolah sehingga mempunyai nilai jual,” terang dosen Politeknik Aceh Selatan, Dr Ikhsan.
Tribun Travel yang menyambangi arena pameran yang berlokasi di Gelanggang Mahasiswa Unsyiah, Kawasan Darussalam Kota Banda Aceh itu mendapati rupa-rupa olahan marmar seperti set gelas, vas bunga, hingga set bangku taman.
Perabotan tersebut dihargai mulai Rp 100 ribu hingga jutaan rupiah.
Marmar dari gunung Aceh Selatan itu bergradasi abu-abu dengan garis-garis putih yang menyembul di sela-sela.
Bertengger menawarkan kesan mewah nan elegan.
Itulah sederetan stan yang 'wajib' dikunjungi pada perhelatan pameran POMNAS 2015.
Bagaimana, sudah siap memborong?