Laporan Reporter Tribun Batam, Elizagusmeri
TRIBUNNEWS.COM, NATUNA - Tak hanya wisata bahari, Natuna juga menyimpan potensi wisata alam yang luar biasa.
Gunung Ranai dengan air terjunnya mungkin hanya bisa dinikmati para petualang yang punya stamina dan nyali.
Butuh usaha menempuh air terjun di Gunung Ranai.
Air terjun Gunung Ranai. (Tribun Batam/Elizagusmeri)
Jalan menanjak sejauh tiga kilometer dengan sepedamotor, kemudian jalan setapak dengan perjalanan lintas alam yang menantang melewati bebatuan dan lembah-lembah.
Perjalanan harus dilewati sejauh lebih kurang 1 kilometer.
Banyak yang menyayangkan jika wisata air terjun gunung ranai tidak tergarap dengan baik.
Di lokasi ini hanya ada dua pondok kayu yang kondisinya sudah lapuk, kendati masih bisa disinggahi para pengunjung yang duduk melepas lelah setelah mendaki kira-kira seperlima tinggi gunung ini.
Rian, salah seorang warga yang dijumpai di lokasi mengatakan bahwa ia dan teman-temannya sering berkunjung ke air terjun di gunung ini.
“Ya cuma mengisi kegiatan liburan, biasanya kalau libur kami main ke sini, sorenya balik. Ini baru kawasan bukit di lereng gunungnya, bahkan belum naik ke badan Gunung Ranai,” ujarnya.
Akses menuju air terjun. (Tribun Batam/Elizagusmeri)
“Kalau ke puncak kami pernah juga, disana ada batu dan bisa melihat pemandangan Natuna secara keseluruhan, memang luar biasa. Tapi sayangnya dari dulu belum ada hal yang membantu kita untuk naik ke atas, nggak semua orang bisa menikmatinya,” ujar Rian.
Ia dan lima teman lainnya mengaku senang dengan petualangan alam.
Namun mereka menyayangkan, Pemda Natuna sama sekali kurang melakukan kegiatan-kegiatan yang bisa menstimulasi wisata ke Gunung Ranai, khususnya air terjun.
“Jangankan berharap ada fasilitas seperti gondola atau kereta gantung untuk naik ke atas. Event lomba, seperti trekking atau sebagainya minimal sekali setahun kalau bisa diadakan, selama ini nggak ada. Paling kegiatan di sini cuma para pencinta alam dan kegiatan pramuka,” ujarnya.
Eembusan angin dari derasnya aliran air terjun berketinggian sekitar 10 meter itu terasa sejuk.
Airnya yang jernih di bawah biasa digunakan warga untuk cuci muka bahkan mandi merasakan kesejukan alam.
Perlu bekal seperti air mineral untuk modal mendaki menuju air terjun Gunung Ranai, pasalnya tidak ada warung di kaki bukit yang banyak ditanami pohon cengkeh oleh warga.
Namun jika ingin meminum air gunung, sebenarnya juga bisa dengan melihat perhitungan kejernihannya.
Jalan mendaki menuju air terjun ini sebenarnya tidak terlalu jauh, namun butuh waktu lebih kurang sekitar satu jam.
Sementara untuk turun diperkirakan akan lebih cepat.
“Sangat tidak dianjurkan untuk mendaki seorang diri menuju air terjun, karena medannya lumayan berat, dan idealnya dilakukan oleh lelaki dewasa, kalau pun wanita, butuh stamina bagus,” ujar Eko salah seorang warga yang berkunjung.
Mereka sangat berharap Pemkab Natuna bisa memoles wisata Gunung Ranai dengan terarah, efektif dan kreatif.
Apalagi gunung ini merupakan salah satu ikon penting dari Kabupaten Natuna.