TRIBUNNEWS.COM - Potensi wisata bawah laut Lembata, Nusa Tenggara Timur, belum tergarap dengan maksimal untuk para wisatawan.
Padahal, Lembata memiliki keindahan bawah laut terutama biota yang terkenal beraneka ragam.
"Di sana, perlengkapan sulit ditemukan (kalau mau menyelam). Di sana belum ada penyelaman untuk rekreasi, baru ada penyelaman untuk (mencari) mutiara," kata fotografer bawah laut profesional, Muljadi Pinneng Sulungbudi usai acara Peluncuran Buku Lembata Underwater di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona, Kementerian Pariwisata Jakarta, Kamis (3/12/2015).
Laki-laki yang menjadi team leader photographer untuk buku "Lembata Underwater" ini mengatakan agar dapat menyelam di Lembata, wisatawan harus membawa peralatan selam pribadi. Ia berharap dive operator dapat tersedia dalam waktu dekat.
"Pengembangan berikutnya kalau ada dive operator di sana bisa eksplore lebih banyak titik penyelaman," ungkap Pinneng.
Bupati Lembata, Eliaser Yentji Sunur menanggapi hal tersebut dengan menjanjikan pembangunan dive operator di Lembata pada tahun 2016. Ia mengatakan tidak adanya dive center terasa menghambat pengembangan wisata bawah laut Lembata.
"Dive center nanti akan dikelola swasta. Kalau pemerintahan kan perlu penganggaran lebih dulu. Jadi supaya cepat," katanya.
Masih terkait pengembangan wisata bawah laut Lembata, dokumentasi keindahan alam bawah laut dan biota laut serta budaya masyarakat Lembata, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) kini tersaji dalam bentuk buku. (Wahyu Adityo)