TRIBUNNEWS.COM, BANJARNEGARA - Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Dinbudpar) Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, mendorong masyarakat di wilayah yang memiliki destinasi wisata maupun produk unggulan untuk berinisiatif membangun desa wisata.
"Kami tidak berani (membangun desa wisata) atas inisiatif pemerintah karena konsekuensinya akan dikembalikan kepada kesiapan masyarakat," kata Kepala Disbudpar Banjarnegara Aziz Achmad di Banjarnegara, Selasa (8/12/2015).
Candi Arjuna, Dieng. (Tribun Jateng/M Radlis)
Menurut dia, ada beberapa wilayah di Banjarnegara yang sebenarnya memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai desa wisata, salah satunya di Kecamatan Purwareja Klampok yang dikenal sebagai sentra kerajinan keramik.
Akan tetapi, kata dia, hingga saat ini masyarakat setempat belum berinisiatif untuk membangun desa wisata.
Padahal, lanjut dia, ekonomi kreatif yang dikembangkan di wilayah tersebut sangat potensial untuk mendukung keberadaan desa wisata.
"Kelampok yang ada sentra keramik mestinya dapat dibangun desa wisata. Kami mendorong agar di sana ada desa wisata," katanya.
Lebih lanjut, Aziz mengatakan bahwa hingga saat ini di Banjarnegara telah ada tujuh desa wisata.
Ketujuh desat tersebut adalah Desa Dieng Kulon, Kepakisan, Karangtengah, dan Pekasiran, Kecamatan Batur, Desa Giritirta, Kecamatan Pejawaran, serta Desa Gumelem Kulon dan Gumelem Wetan, Kecamatan Susukan.
Banjarnegara. (Tribun Jogja/Hamim)
Selain itu, kata dia, pihaknya mendukung rintisan desa wisata di beberapa desa, antara lain Kutayasa, Kecamatan Madukara, dan Singamerta, Kecamatan Sigaluh.
"Kedua desa itu berdekatan dengan lokasi wisata minat khusus arung Jeram Sungai Serayu. Kemudian Desa Glempang, Kecamatan Mandiraja, yang menyiapkan agrowisata hortikultura durian," katanya.
Terkait hal itu, dia mengatakan bahwa pihaknya terus berupaya memfasilitasi pengembangan desa wisata di wilayah rintisan tersebut di antaranya dengan menggelar berbagai kegiatan seperti festival durian.
Melalui kegiatan-kegiatan yang digelar di rintisan desa wisata, dia mengharapkan adanya gerakan sapta pesona pariwisata yang dipahami, dimengerti, dan dilaksanakan oleh kelompok sadar wisata di desa itu.
"Kami menyambut baik pembangunan desa wisata yang lahir atas inisiatif masyarakat," katanya.