TRIBUNNEWS.COM, PEKANBARU - Menikmati sajian iga bakar yang empuk, bercitarasa lezat dan menggugah selera tidak hanya bisa ditemui di hotel berbintang atau restoran besar saja.
Namun ternyata anda bisa merasakannya di Warung Iga Bakar Djogja di Jalan Sumatera nomor 48 Pekanbaru.
Dulu, kuliner dengan bahan iga cenderung dikatakan makanan kelas atas. Tetapi dengan kehadiran Iga Bakar Djogja anda bisa menikmati iga bakar yang lezat, empuk dan porsinya juga besar.
Bagian dari daging sapi yang biasanya disajikan menempel dengan tulangnya ini bisa dikreasikan menjadi berbagai jenis makanan.
Iga bakar saos madu.
Seperti di Warung Iga Bakar Djogja yang menyajikan beberapa varian iga bakar. Manager Operasional , Warung Iga Bakar Djogja Abdul Honi kepada Tribun mengakatakan ada dua jenis iga bakar yang disajikan pertama selera nasional seperti iga bakar saos madu, iga bakar saos pedas dan iga bakar balado.
Kemudian untuk menu internasionalnya ada iga bakar barbeque dan iga bakar lada hitam.
“Ke depan kita akan menambah kreasi menu-menu terbaru dari Iga,” ujar Honi.
Iga Bakar Djogja, lanjut Honi kiblatnya hampir sama dengan Yogyakarta yang menunya manis, seperti iga bakar madu dan barbeque.
Namun, jika anda suka yang pedas bisa memilih iga bakar balado, saos pedas maupun lada hitam. “Favorit di sini memang banyak iga bakar saos madu dan barbeque. Untuk yang pedas banyak yang pesan iga balado,” katanya.
Dikatakan Honi iga termasuk makanan yang banyak disukai warga Pekanbaru. Di warung Iga Bakar Djogja saja dalam seminggu kebutuhan iga sapi rata-rata 100-150 kg.
“Tidak hanya pas weekend saja, hari-hari biasa kadang banyak juga yang makan di sini, biasanya makan siang, sore maupun makan malam,” sebutnya.
Menikmati iga bakar di Warung ini ada dua pilihan ukuran mini dan jumbo. Untuk yang mini, iganya dipotong-potong sedangkan yang jumbo dalam porsi utuh besar.
“Kalau yang jumbo panjang tulangnya sekitar 15 cm. daging iga di sini juga lebih banyak menempel pada tulangnya jadi bukan alakadar aja dagingnya,” kata Honi.
Daging iganya begitu lembut dan empuk. Lantas apa yang membuatnya bisa begitu? Kuncinya terletak pada proses pemasakannya. Di Warung Iga Bakar Djogja sebelum dipanggang iganya direbus terlebih dahulu dengan berbagai bumbu.
“Dagingnya lembut empuk karena proses merebusnya lama tergantung berapa banyak yang direbus. Biasanya kalau merebusnya 3 kg sekitar 4 jam. Kalau lebih dari itu bisa sampai 5 jam lebih.
Tinggal memanggangnya hanya sebentar saja sudah terlihat agak kecoklatan, diangkat,” ujar Honi seraya mengatakan warung iga bakar ini baru buka kembali pada Maret lalu sebelumnya berada di jalan Ahmad Yani.
Diakui Honi tehnik merebusnya juga harus diperhatikan. Sebelum iganya dimasukkan, pastikan airnya mendidih terlebih dahulu.
Pasalnya jika memasukkan iga sapi dalam keadaan air masih dingin, maka daging akan rusak. Bakteri pada daging akan tetap menempel. “Hal ini juga akan berpengaruh pada rasanya,” sebutnya.
Selain itu juga lanjut Honi saat proses perebusan, pastikan daging iga benar-benar terendam di dalam air. Kemudian selama perebusan, gunakan api kecil agar proses pematangan bisa sempurna.
“Itu makanya kenapa bisa lama proses perebusannya karena matangnya harus sempurna,” sebut pria asli Yogyakarta yang sudah lima tahun menjadi warga Pekanbaru ini.
Bukan hanya sekedar merebus tetapi menggunakan berbagai bumbu-bumbu untuk memperkaya citarasanya.
Aneka variasi bumbu ini juga membuat bau amisnya hilang. “Proses merebusnya dan mengungkepnya kaya akan bumbu-bumbu. Ditambah lagi pas dipanggang diolesi kembali dengan saosnya,” katanya.
Saat dipanggang juga masih diolesi dengan bumbu atau saos sesuai selera. Kemudian saat penyajiannya setelah ditata dipiring kembali disiram dengan saosnya.
Saos barbeque misalnya, kata Honi menggunakan beberapa kombinasi saos dan kecap. Seperti saos kedelai hitam, saos tomat, saos tiram dan kecap jamur.
“Perpaduan beberapa saos ini ditambah dengan bumbu yang lainnya sehingga menghasilkan daging iga dengan citarasa yang lezat sampai ke dalam dagingnya,” sebutnya.
Di samping itu saat penyajian, juga didampingi dengan kuah kaldu.
Hal ini diakui Honi supaya tidak terlalu kering saat menyantap makanan tetap ada kuahnya yang merupakan kaldu dari iga itu sendiri yang diolah lagi.
“Kita selalu menyediakan kuah kaldu ini untuk menemani iga bakarnya. Namun juga tersedia beberapa sayuran yang bisa dipesan misalnya sayur kangkung,” katanya.
Satu diantara penikmat iga bakar Dian mengatakan Iga bakar Djogja memang tidak kalah dengan iga bakar di hotel berbintang. Pasalnya selain dari rasanya yang sudah tidak diragukan lagi dagingnya lembut tidak alot.
“Biasanya kalau makan iga, masalahnya dagingnya alot susah memotong dari dagingnya. Kalau ini mulus memotongnya dagingnya benar-benar empuk,” sebut Dian. (Vina Dwinita)