TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Dengan sedikit tergopoh-gopoh, Martin (27), langsung memasukkan potongan demi potongan steak ke mulutnya.
Tak perlu mengunyah lama, tangan Martin langsung menyorongan garpu untuk mencupit potongan steak berikutnya.
Sesekali dia selingi dengan minum air mineral dalam kemasan botol yang diletakkan di sebelah piring makannya.
Di sekelilingnya, MC dan penonton terus memberikan semangat agar menjadi yang tercepat menghabiskan seporsi steak ukuran jumbo yang tersaji di piring besarnya.
Martin adalah satu dari 30-an peserta lomba makan steak bertajuk Wagyu Eating Competition yang digelar Restoran Abuba di Cipete, Jakarta Selatan, akhir pekan lalu.
Lomba ini menantang pecinta kuliner yang bisa makan steak paling cepat. Jumlah steak yang harus dihabiskan tak tanggung-tanggung jumlahnya, mencapai 1 kg, lengkap dengan sayur dan kentang gorengnya. Steak yang dilombakan untuk dimakan adalah steak siap saji berikut dengan bumbunya.
Sayangnya, di kompetisi ini Martin yang warga Pondok Bambu, Jakarta Timur itu gagal menjadi juara. "Saya dapat info dari teman. Didorong-dorong untuk ikut karena teman tahunya saya suka makan," ujar karyawan sebuah bank swasta di kawasan Sudirman ini.
Ade (32), peserta lainnya dari Bintaro mengaku tertantang ikut kompetisi ini. Dia mengaku biasa melakukan adu makan dengan teman-temannya. Sama seperti Martin, Ade juga menyerah kalah di kompetisi makan steak ini.
Keluar sebagai pemenangnya adalah Julhan sebagai juara pertama dengan catatan waktu 5 menit 30 detik. Julhan berhak mendapat hadiah Rp 5 juta. Juara runner up Ronald dengan catatan waktu 11 menit 3 detik dengan hadiah voucher makan senilai Rp 500 ribu.
Menurut Sous Chef Abuba Steak Cabang Cipete, Agus Triono, daging yang digunakan di lomba makan steak ini merupakan daging sapi wagyu. Yakni, sapi yang diternakan dan diberi pakan berupa aneka biji-bijian, seperti jagung dan gandum.
Steak dari daging wagyu berkualitas baik akan terasa lebih gurih dan lembut di lidah saat disantap. Pada Wagyu juga terdapat lemak lembut yang disebut marbling. Marbling biasanya terdapat di antara serabut otot. Marbling tidak menggumpal pada satu bagian daging, tapi terpencar.