News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Wisata Jatim

Pesona Wisata Malang Selatan: Pantai Lenggoksono nan Cantik hingga Goa Cina yang Misterius

Editor: Malvyandie Haryadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pantai Lenggoksono.

Laporan Wartawan Surya, Samsul Huda

TRIBUNNEWS.COM, MALANG - Jika pembangunan Jalan Lintas Selatan (JLS) Pulau Jawa rampung, wilayah Malang selatan bakal menjadi sasaran wisatawan berlibur.

Sejumlah lokasi yang mempunyai potensi keindahan alam menanti polesan, termasuk Pantai Lenggoksono di Desa Purwodadi, Kecamatan Tirtoyudo, Kabupaten Malang.

Selain menawarkan keindahan pemandangannya, laut biru dan pasir putih bersih, Pantai Lenggoksono mempunyai gelombang yang ideal untuk peselancar pemula.


Goa Cina. (Surya/Achmad Zainul Haq)

“Tiap hari saya membabati rumput dan membakar sampah di pantai. Sopo eruh (siapa tahu) pantai ini bisa jadi seperti Bali yang ramai dikunjungi orang,” kata Karyono (49) atau akrab dipanggil Mbah No, salah satu warga setempat, Minggu (20/12).

Mbah No adalah warga setempat yang mengawali membuka jalan menuju Pantai Lenggoksono.

Sejak Januari 2014, hampir tiap hari Mbah No tinggal di pantai.

Dia tidur di pendapa yang ada pantai.

Pendapa itu satu-satunya bangunan yang ada di Pantai Lenggoksono.

Awalnya, Mbah No ditertawakan warga lain ketika membersihkan pantai.

Dia diolok-olok karena melakukan pekerjaan sia-sia yang tidak ada bayarannya.

Malah, ada warga yang menyindir Mbah No lebih baik bekerja di kebun daripada membersihkan sampah di pantai.


Pantai Ungkapan. (Surya/Achmad Zainul)

“Dulu orang yang datang hanya satu dua saja. Belum ada warung di lokasi. Kalau wisatwan butuh minum, saya harus membelikan ke kampung,” katanya. Dari segelintir orang yang datang segera menyebar dari mulut ke mulut keindahan Pantai Lenggoksono.

Peran media sosial juga membuat keindahan pantai ini cepat tersiar.

“Jumlah pengunjung meledak pada tahun ini. Insting Mbah No mulai terwujud. Pada 16 Agustus 2015, ribuan pengunjung datang ke Pantai Lenggoksono. Parkir kendaraan sampai ke kampung-kampung,” kata Mbah No.

Membeludaknya pengunjung membuka peluang usaha bagi warga setempat.

Mereka membuka warung dan persewaan kamar mandi di pantai.

Persewaan perahu di pantai juga bertambah.

Sebagian warga menjadi tukang parkir di pantai. Sebagian lagi menjadi tukang ojek sekaligus pemandu wisata.

Beberapa wisatawan asing juga pernah mendatangi Lenggoksono.

Pantai yang bersih, jauh dari keramaian, serta ombaknya yang ideal untuk berselancar menjadikan pantai ini lebih disukai daripada Kuta, Bali yang ramai pengunjung.

Objek yang menarik minat mereka selain berselancar adalah berperahu dari Pantai Lenggoksono ke Banyu Anjlok, Pantai Bolu-bolu, dan Kletekan.

Karena itu, jumlah perahu warga meningkat menjadi 34 unit.

Padahal, setahun lalu hanya lima unit.

Banyaknya pengunjung membuat warga yang dulunya sebagai nelayan beralih menjadi penyewa perahu untuk wisatawan.

Jumlah warung di Pantai Lenggoksono juga bertambah banyak.

Saat ini ada 24 warung, padahal sebelumnya hanya ada satu warung saja. Warung-warung itu tidak hanya menjajakan makanan.

Mereka juga membuka persewaan kamar mandi.

Minim Fasilitas

Kades Purwodadi, M Shodiq mengakui, wisata Pantai Lenggoksono memang belum dikelola maksimal.

Sekarang pihak desa baru membentuk tim pelaksana untuk mengelola wisata Pantai Lenggoksono.

Tim pelaksana itu gabungan dari Lembaga Desa Wisata (Ladesta), Kelompok Pengawas Masyarakat (Pokmas), dan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH).

“Mulai 2 Desember 2015, kami membuka loket masuk di Pantai Lenggoksono. Tarif tiketnya Rp 5.000 per orang. Itu sudah termasuk asuransi,” kata Shodiq.

Shodiq ingin mengembangkan konsep destinasi wisata Bowele di Desa Purwodadi.

Bowele ini merupakan kependekan dari Bolu-bolu, Wedi Awu, dan Lenggoksono.

Tiga tempat itu menjadi andalan wisata Desa Purwodadi. Pantai Wedi Awu berada di Dusun Baleharjo yang masuk Desa Purwodadi.

Lokasi Pantai Wedi Awu berjarak sekitar 7 kilometer dari Pantai Lenggoksono.

Pantai Wedi Awu ini memiliki karakteristik yang sama dengan Pantai Lenggoksono.

Tetapi, ombak di Pantai Wedi Awu lebih besar dari pada ombah di Pantai Lenggoksono.

Pantai Wedi Awu ini juga cocok untuk olahraga selancar.

“Hanya saja sarana dan prasarana di lokasi wisata masih minim. Akses masuk ke tempat wisata juga jelek. Jembatannya kecil dan rawan roboh. Mudah-mudahan dengan pengelolaan yang baik ini dapat memperbaiki sarana dan prasarana di lokasi,” ujarnya.

Masih wilayah Malang selatan juga ada Pantai Goa Cina.

Berbeda dengan Lenggoksono yang akses menuju pantai masih sulit, Pantai Goa Cina hanya berjarak sekitar 1,5 km saja dari JLS yang kini sedang dibangun.

Pantai Goa Cina berada di Kelurahan Sitiarjo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang, atau sekitar 84 kilometer selatan Kota Malang.

Berkunjung ke Goa Cina bisa satu paket dengan berkunjung ke Pantai Sendang Biru, Pulau Sempu, Pantai Clungup atau Tiga Warna, dan Bajul Mati, karena letaknya pantai-pantai itu berdekatan.

Pantai Goa Cina memiliki keindahan karena pasirnya yang putih dan halus.

Selain itu, banyak karang besar di tengah laut juga menjadi daya tarik wisatawan. Ombak Pantai Goa Cina tergolong besar.

Tetapi, yang membuat pengunjung penasaran yakni keberadaan gua yang ada di pantai itu.

Tidak banyak cerita soal keberadaan gua di pantai itu.

Berdasarkan data di kantor informasi Pantai Goa Cina, gua di pantai itu ditemukan tahun 1930.

Ada warga Tiongkok yang bertapa bertahun-tahun di gua itu hingga meninggal. Sejak itu, pantai itu disebut Goa Cina.

“Dulu tidak seramai sekarang, karena jalan menuju pantai masih setapak,” kata Adi Cobra, anggota Paguyuban Mitra Kelola Wana Wisata Goa Cina.

Sekitar tiga tahun lalu, akses jalan menuju ke Pantai Goa Cina mulai dilebarkan.

Pengunjung mulai ramai, warga mulai mendirikan warung dan persewaan kamar mandi di lokasi.

Sekarang ada 30 warung yang berdiri di lokasi.

“Yang buka warung kebanyakan malah buka warga asli sini. Kebanyakan dari luar daerah seperti Dampit,” ujarnya.

Penduduk lokal tidak bisa membuka usaha karena harus membayar sewa lahan ke Perhutani.

Tarif sewa lahan seluas 8,5 meter x 12 meter Rp 20 juta.

Pengunjung Pantai Goa Cina sekarang rata-rata 100 orang per hari.

Pada akhir pekan dan liburan jumlah pengunjung bisa mencapai 1.000 orang.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini