TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Gabungan Pengusaha Pariwisata Indonesia (GPWI), Dindin Junaidi mengatakan promosi yang baik merupakan investasi untuk menjadikan kawasan wisata sebagai industri melalui program Wonderful Indonesia.
"Promosi yang baik itu sebagai investasi dan kunci keberhasilan mensukseskan program Wonderful Indonesia," kata Dindin Junaidi saat dihubungi melalui telepon selular, kemarin.
Menurut Dindin, apa yang telah dilakukan Menteri Pariwisata Arief Yahya untuk mensukseskan program Wonderful Indonesia itu patut mendapat dukungan dari berbagai pihak termasuk masyarakat yang berada di lokasi wisata.
"Tanpa dukungan masyarakat setempat tidak mungkin daerah wisata itu bisa dijadikan sebagai industri. Jadi, apa yang dilakukan Kementerian Pariwisata patut ditopang semua pihak terkait, termasuk Pemerintah Provinsi," paparnya.
Memang sarana dan prasarana berupa akses jalan dan hotel-hotel di daerah wisata sangat penting sebagai pendukung.
Namun, kreatifitas juga dibutuhkan. Sebagai contoh, Dindin menyebut adanya kegiatan yang bisa menarik minat wisatawan lokal maupun asing dengan menggelar atraksi kebudayaan atau kegiatan olahraga bertaraf nasional dan internasional.
"Saya itu baru pulang dari Thailand. Di sana, saya melihat masyarakat tempat-tempat wisata begitu kreatif menggelar kegiatan yang menarik minat para wisatawan lokal maupun asing. Ini patut dicontoh karena obyek wisata Indonesia itu jauh lebih unggul dari Thailand dan kaya dengan kebudayaan," jelasnya.
Apa yang diungkapkan Dindin itu berkaitan dengan komitmen Kemenpar yang merencanakan mengembangkan 10 destinasi wisata unggulan (Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata) pada tahun 2016.
Ke-10 destinasi yang masuk dalam Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata (KEK) adalah Borobudur di Jawa Tengah, Mandalika di NTB, Labuan Bajo di NTT, Bromo-Tengger-Semeru di Jawa Timur, Kepulauan Seribu di Jakarta, Danau Toba di Sumatera Utara, Wakatobi di Sulawesi Tenggara, Tanjung Lesung di Banten, Morotai di Maluku Utara dan Tanjung Kelayan di Bitung.