TRIBUNNEWS.COM - Selepas mendaki Gunung Ijen di perbatasan Banyuwangi dan Bondowoso, Jawa Timur, anda bisa memilih warung Kedung Lumpang sebagai alternatif untuk mengisi perut anda yang kosong.
Warung yang berada di tepi jalan Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi ini menyajikan menu khas Banyuwangi, salah satunya adalah Belut Pedas. Daging belut yang lembut sangat tepat dipadukan dengan kuah santan yang berwarna kuning kemerahan dengan rasa pedas yang pas di lidah.
Belut pedas tersebut disajikan dengan sambal segar, lalapan serta dilengkapi tahu dan tempe yang gurih.
"Belutnya bukan belut budidaya tapi belut tangkapan dari alam. Jadi rasanya benar-benar fresh. Dan ini yang banyak dicari oleh orang kalau datang ke sini," kata Budi, pelayan warung Kedung Lumpang, Jumat (25/12/2015).
Uniknya, anda tidak harus menikmati menu tersebut di meja makan yang disediakan di bagian depan, tapi anda bisa memilih gubuk-gubuk yang disediakan di lereng bagian bawah yang berbatasan langsung dengan sungai.
Gubuk gubuk di lereng sungai Kedung Lumpang, Banyuwangi, Jawa Timur, yang bisa di gunakan untuk tempat bersantai dan menikmati belut pedas.
"Biasanya pengunjung banyak yang milih makan gubuk di pinggir sungai. Kami menyebutnya kedung, yaitu bagian sungai yang dalam dan cocok untuk mandi. Pengunjung juga bisa main air. Biasanya setelah mandi mereka lapar, langsung pesanan datang," kata Budi.
Selain menu belut pedasnya yang terkenal, pengunjung juga bisa menikmati beberapa menu khas masyarakat Using seperti pecel ayam, ayam kesrut dan ayam pedas. Ada alternatif kuliner lain yang rasanya tidak kalah enak yaitu wader goreng, belut goreng, sayur lodeh dan pepes tahu.
"Semua menu kami sajikan dengan sambal segar yang dikenal dengan sambal tempong. Setelah makan rasanya seperti ditempong atau ditempeleng saking pedasnya," katanya.
Jika tidak ingin makan berat, anda bisa memilih ketan dengan taburan bubuk kacang kedelai dan Es Degan Aren.
Buat penggemar kopi, jangan khawatir di warung Kedung Lumpang juga disediakan beberapa jenis kopi asli Banyuwangi yaitu Robusta Ijen dan Arabika Ijen.
"Untuk kopi penyajiannya menggunakan cangkir kecil kuno khas yang hanya dimiliki oleh Suku Using," tambah Budi. (Ira Rachmawati)