TRIBUNNEWS.COM, DEPOK - Di depan gedung Balai Kota Bogor, tepatnya di samping pompa air berwarna merah, menancap sebuah tugu kecil berwarna hijau, putih, dan kuning.
Jika dilihat dari dekat, terdapat tiga sisi yang bertuliskan kombinasi angka yakni 0, 47, dan 59 km (kilometer). Tugu itu menandakan titik 0 kilometer Kota Bogor.
KompasTravel bersama para wartawan sempat tugu titik 0 km di depan Balai Kota Bogor dalam rangka Media Trip Ezytravel.co.id, November 2015 lalu.
Taman Kencana, salah satu objek wisata di Bogor. (Tribunnewsbogor)
Tugu titik 0 km itu memiliki tinggi tak lebih dari satu meter.
Terdapat tiga informasi yang tertulis menunjukkan kepada para pengunjung yang melihat yakni "Bgr 0", "Jtn 47", dan "Jkt 59".
Tulisan tersebut berada di tiga sisi tugu yakni "Bgr 0" di sisi kanan, "Jtn 47" di sisi kiri, dan "JKT 59" di sisi atas.
"Titik nol kilometer Bogor awalnya di kubah Istana Bogor tapi tidak memungkinkan untuk dilihat orang banyak, sehingga dipindahkan ke seberang. Sekarang ada di depan gedung Balai Kota Bogor," kata seorang blogger asal Bogor yang menjadi pemandu wisata, Iwan Setiawan.
Ia mengatakan jika tulisan "JKT 59" memiliki arti yakni jarak dari Jakarta ke Bogor berjarak 59 km, "Bgr 0" berarti titik 0 kilometer Bogor.
Sementara untuk "Jtn 47", Iwan masih menduga jika memiliki singkatan yakni Jatinegara.
"Nah, Jtn ini masih tanda tanya. Kemungkinannya Jatinegara," jelasnya.
Bentuk peninggalan kolonial
Tugu titik nol kilometer di Kota Bogor punya arti dalam peninggalan kepurbakalaan.
Dosen Program Studi Arkeologi Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, Inggrid H.E. Pojoh mengatakan bentuk-bentuk tugu titik nol kilometer seperti di Bogor telah ada sejak jaman kolonial Belanda.
"Bentuk titik 0 kilometer di Bogor itu seperti di Eropa yang dibawa ke Indonesia. Saya percaya kalau model itu dari Eropa karena kita gak punya model tugu penunjuk kilometer," jelasnya.
Perempuan yang akrab disapa Mbak Inge ini menyebutkan jika Bogor pernah berstatus karesidenan sehingga perlu dibuat tugu titik nol dalam rangka status administratif daerah.
Ia mengatakan tugu tersebut juga menandakan titik awal perencanaan pembangunan kota pada jaman kolonial.
"Kalau mau bangun kota ditentuin dulu landmark-nya tapi bukan titik nol. Landmark itu biasanya bangunan. Kemudian setelah resmi baru ada patok titik 0 untuk penanda jarak," jelasnya.
Tugu titik 0 kilometer di Bogor punya fungsi sendiri jika dilihat.
Inge mengatakan jika tugu titik 0 berkaitan dengan alat ukur jarak dari kota ke kota.
Sementara landmark atau bangunan ia sebutkan, berfungsi sebagai penanda kota.
"Bentuk tugu dengan segitiga merepresentasikan untuk dilihat (penunjuk jalan). Patok ini selalu diletakkan di pinggir jalan," katanya.
Inge menambahkan pada masa ia kecil, orang-orang selalu menyebut jarak Jakarta ke Bogor sejauh 60 kilometer.
Ia menyamakan dengan penanda jarak-jarak antar kota-kota di Pulau Jawa misalnya Jakarta-Surabaya, Jakarta-Semarang, dan Jakarta-Bandung.