TRIBUNNEWS.COM - Ethiopia secara luas dianggap sebagai tempat kelahiran kopi.
Sejak lama kopi menjadi minuman yang sangat populer di negeri ini dan Ethiopia juga sudah menjadi salah satu negara dengan konsumsi paling banyak di dunia.
A photo posted by Minions (@minions.us) on Jan 14, 2016 at 4:27am PST
Suatu sore di dataran tinggi Ethiopia pada 12 abad yang lalu, seorang pengembala bernama Kaldi menemukan kambingnya yang nampak bersemangat setelah mengunyah buah merah misterius di dataran tinggi tersebut.
Penasaran dengan reaksi yang cukup aneh, Kaldi mengambil buah tersebut dan membawanya ke biara setempat, di mana para biarawati segera melemparkan buah tersebut ke dalam api.
Sebagai buah yang di panggang oleh panas, sebuah aroma harum menyerbak dan sejak saat itu mereka membuat kopi pertama mereka.
Seiring berjalannya sejarah tentang kopi, hal yang lebih pasti adalah bahwa Ethiopia secara luas dianggap sebagai tempat kelahiran kopi.
Negara ini merupakan produsen terbesar Afrika dan menempati peringkat kelima secara global.
Tahun lalu, Afrika mengekspor sekitar 190.000 ton biji kopi dengan memiliki penghasilan sekitar $700 juta.
Dan, tahun 2016 ini Ibukota Ethiopia Addis Ababa akan menjadi tuan rumah dalam acara World Coffee Conference 4, sebuah pertemuan tingkat tinggi para ahli kopi di dunia.
Tidak hanya sekedar eksportir kopi, masyarakat Ethiopia juga merupakan pecinta kopi yang besar.
Kafe memadati pinggiran ibukota Addis Ababa, dan dalam tahun 2013/14 sekitar 3,6 juta kantong kopi dikonsumsi di dalam negeri yang mewakili 71,6% dari total konsumsi domestik dari Afrika dan 8% dari semua negara-negara pengekspor.
TO.MO.CA , dengan memiliki enam cabang di Ibukota Ethiopia adalah salah satu merek kafe yang paling terkenal di Ethiopia.
Kafe ini sudah dimiliki oleh tiga generasi keluarga yang sama lebih dari 60 tahun, dan saat ini perusahaan TO.MO.CA sudah membuka pos internasional pertamanya di Tokyo, Jepang.