Menu tradisional ketiga adalah pallu basa. Pallu basa merupakan masakan sejenis sop yang pembuatannya dengan bahan dasar daging dan jeroan sapi.
Dilihat dari bahan yang digunakan menjadikan sop ini hampir mirip dengan coto.
Hanya saja, dalam pembuatannya dipadukan dengan parutan kelapa sangrai dan juga santan kental, sehingga membuat sop ini memiliki aroma yang khas dengan bumbu racikan di dalamnya.
Untuk rasa tak diragukan lagi, gurih dan nikmat. Ditawarkan seharga Rp 35 Ribu/Porsi.
Yang terakhir adalah coto Makassar.
Coto Maros adalah makanan berkuah yang isinya daging dan jeroan sapi yang direbus hingga memiliki tekstur empuk.
Kemudian diiris- iris seukuran dadu. Ditambahkan dengan kuah yang terdiri atas campuran rempah-rempah dan bumbu kacang.
Pengunjung punya pilihan jika tak mau jeroan sapi, tinggal bilang saja pada penjualnya. Tersedia daging, jantung, paru dan masih banyak lagi.
Rasanya begitu lezat di lidah penikmatnya. Potongan daging berbentuk dadu tenggelam dalam kuah coto yang kental. Ditawarkan seharga Rp 35 Ribu/Porsi.
Public Relation hotel Sahid Jaya Makassar, Leonora Y Matulessy mengungkapkan konsep tradisional dalam hal pelayanan.
"Di sini pelayanannya serba tradisional. Penamaan meeting room, penamaan restoran, hingga menu semua khas Sulsel," ucapnya pada Tribun.
Terletak di Jl. Sam Ratulangi Makassar, dapat diakses dengan berbagai kendaraan baik roda dua maupun roda empat.
Begitu pula dengan angkutan umum. Dapat memilih mobil angkutan umum dengan kode J. Tarif Rp 5 Ribu.
Menu tradisional dengan harga terjangkau di hotel Sahid menepis anggapan bahwa makanan hotel memiliki harga selangit. (*)