News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Wisata Kalsel

Siapa Sangka Danau Sungguh Indah dan Biru di Kabupaten Banjar Ini Ternyata Bekas Tambang?

Editor: Agung Budi Santoso
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pesona Danau Biru Pengaron di Kabupaten Banjar.

Laporan Wartawan Banjarmasin Post, Idda Royani

TRIBUNNEWS.COM, PELAIHARI - Wisata alam daratan kini makin ngetrend dan jadi incaran pelancong Banua. Eksotisnya panorama pegunungan, taman berpola, hingga danau telah memikat hati mereka.

Jika selama ini saat libur akhir pekan atau libur panjang pelancong lokal ramai-ramai plesiran ke pantai, tapi hal itu tak terjadi lagi sejak setahun terakhir. Kini, sebagian dari mereka lebih memilih refreshing ke wisata alam daratan tersebut.

Ada yang plesiran ke pegunungan seprti ke Gunung 'Teletubis' Pelaihari di Kabupaten Tanahlaut, ke taman berpola (Labirin) di Tambangulang (Tanahlaut).


Pesona Danau Biru Pengaron di Kabupaten Banjar.

Ada lagi yang menjajal rute ekstrem menapaki jalur tambang guna menikmati danau buatan bekas galian tambang.

Danau eks tambang yang saat ini cukup ngetrend yakni Danau Parta atau lebih familiar dengan sebutan Danau Biru, Pengaron.

Secara administratif, danau ini terletak di Desa Pengaron, Kecamatan Pengaron, Kabupaten Banjar.

Panorama alam yang tersaji memang luar biasa. "Sungguh sangat elok, begitu memanjakan mata. Saya suka berlama-lama di sana," tutur Asma Andriani, warga Pelaihari, Kabupaten Tanahlaut, kemarin.

Asma plesiran ke Danau Biru Pengaron beberapa pekan lalu, tepatnya 30 September 2015. Ia tak sendirian, tapi berombongan bersama enam orang temannya.

Sebelumnya ia hanya sebatas mendengar kabar saja dari rekan-rekannya dan dan dari internet tentang keindahan alam di Danau Biru tersebut.

Kebetulan, saat itu dirinya ada kegiatan di Banjar sehingga meluangkan waktu untuk plesir ke danau eks tambang tersebut.

"Supaya tidak hanya denger kabar saja dan ternyata memang indah sekali panorama alamnya. Air danaunya jernih dan berwarna biru. Sungguh sangat nyaman dipandang," ucap Asma.

Ia mengaku benar-benar fresh saat berada di Danau Biru Pengaron tersebut. Ketenangan dan kedamaian hati ia rasakan.

Beban hidup dan berbagai persoalan bisa sirna, jiwa terasa segar dan plong.

Itu sebabnya, saat itu Asma bersama temannya betah berlama-lama di Danau Biru. "Sayangnya kemarin itu kami berangkatnya sudah sore, jadi cuma sempat tiga jam saja," papar Asma.

Lokasi sekitar danau tersebut juga sangat cocok untuk selfie maupun groupie. Birunya air danau seluas sekitar 3 borong (1 ha= 35 borong) tersebut benar-benar eksotis jadi background foto.

Apalagi ada sejenis tebing horizontal yang posisinya menjorok ke danau. Ini jadi tempat yang nyaman dan memukau untuk berfoto ria. "Kami pun tak mau ketinggalan ikutan bergroupie ria," ucap Asma.

Meski telah menikmati keindahan alam di Danau Biru, Asma mengaku masih menyimpan kerinduan terhadap objek wisata alam daratan tersebut. Ia ingin kembali plesir ke situ jika kelak ada waktu senggang.

Menurutnya siapa pun yang berkunjung ke Danau Biru Pengaron tersebut pasti merasakan hal serupa yakni rindu ingin kembali. Maklum di Banua ini jarang mendapati danau yang airnya teramat elok dan berwarna biru jernih.

Terlebih, menuju lokasi juga tak terlalu jauh. Dari Kota Martapura--ibu kota Kabupaten Banjar--jarak tempuhnya cuma sekitar 90 menit. Lantaran tak ada angkutan umum menuju lokasi, Asma dan teman-temannya carter satu unit mobil.

Setiba di lokasi, mobil atau kendaraan pengunjung bisa di parkir di area parkir yang dikelola warga. Dari tempat ini, pelancong berjalan kaki untuk menuruni tebing menuju Danau Biru.

"Fasilitas di area danau memang masih minim. Tapi, jika untuk sekadar mengobati rasa haus dan lapar, ada warung warga yang menjual minuman dan makanan," tutur Asma.


Danau Biru Pengaron di Kabupaten Banjar.


Bisa untuk Uji Adrenalin

DANAU Biru Pengaron tak cuma menyajikan panorama alam yang eksotis. Lebih dari itu juga bisa jadi wahana untuk menguji adrenalin atau nyali.

Lho, kok bisa? "Soalnya, jalur menuju lokasinya memang penuh tantangan. Mulai dari perjalanan dan saat jalan kaki menuruni tebing menuju lokasi danaunya," papar Asma Andriani, pelancong dari Pelaihari.

Badan jalan dari Kota Martapura hingga simpang empat Desa Pengaron memang mulus beraspal. Tapi setelah itu sejak menapaki alur kanan persimpangan tersebut, badan jalan mulai terjal berbatu. Petualangan dan adrenalin pun mulai diuji.

"Sepanjang jalan itu hingga sampai di danau sekitar seperempat menit kerap berpapasan dengan truk angkutan tambang. Jadi, harus waspada. Selain itu juga debu beterbangan," beber Asma.

Tantangan berikutnya dan yang kian terasa ekstrem yakni ketika berjalan kaki menuju area danau. Ini karena turunannya lumayan curam. Mata harus benar-benar fokus supaya kaki tidak salah melangkah.

Lengah sedikit saja, risikonya bisa terpeleset dan jatuh. Apalagi sebagian bebatuannya licin terutama pascahujan. Sekitar 10 meter pelancong harus menuruni tebing untuk bisa mencapai danau tersebut.

"Kemarin itu saya dan teman-teman sempat gemetaran juga, karena lumayan ekstrem juga tebingnya. Tapi, seru juga sih, itung-itung bisa sekalian menguji nyali," pungkas Asma.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini