Laporan wartawan Tribun Medan, Silfa Humairah
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Banyak cerita dari Pulau Berhala, destinasi wisata bahari Sumut yang terletak di perbatasan antara negara Malaysia dengan Indonesia.
Pulau berhala ini berbentuk bulat seperti tempurung dengan 1 garis pantai yangg panjang.
Pulau Berhala juga diapit dua anak pulau atau sokong.
Sokong Nenek saat air surut. (Tribun Medan/Silfa)
Di sebelah tenggara Pulau Berhala ada Sokong Nenek yang saat air surut akan tersambung dengan pantai Pulau berhala.
Anak pulau kedua, di sebelah timur laut adalah Sokong Seimbang.
Hanya saja, banyak tour guide yang salah kaprah menyebut Sokong Seimbang sebagai Sokong Kakek, entah darimana munculnya istilah tersebut.
"Mungkin karena Sokong Nenek berada di sisi lainnya, sehingga anak pulau lainnya disebut Sokong Kakek padahal nama sebenarnya adalah Sokong Seimbang dan tertulis di plakat atau prasasti pulau," kata Owner Trip Wisata Travel4Pulau yang rutin membawa wisatawan ke pulau tersebut.
Sokong Seimbang sendiri berjarak 0.8 mil laut dari Pulau Berhala.
Sehingga untuk mencapainya dari Pulau Berhala harus menggunakan kapal, tidak sedekat keberadaan Sokong Seimbang.
Keindahan kedua anak pulau ini dapat dilihat secara utuh dari puncak mercusuar.
Pulau Berhala. (Tribun Medan/Silfa)
Bentuknya bulat seperti batok kelapa dan tampak dirimbuni pohon tinggi sehingga tidak tampak ada keberadaan area pasir di pinggir pantainya.
"Pulau berhala sebelum tahun 2000 an hanya dijaga oleh petugas dari Distrik Navigasi - Dishub republik indonesia. Tugas mereka adalah untuk menjaga mercusuar agar tetap menyala karena fungsinya sangat vital untuk pelayaran kapal-kapal besar di Selat Malaka," kata Endy.
Komandan Marinir yang menjaga pulau tersebut, Dio Syahputra, mengatakan, karena isu perebutan pulau oleh negara tetangga, tempat ini mulai dijaga oleh prajurit TNI.
Biasanya prajurit yang berjaga berasal dari Marinir Angkatan laut (1 pleton) 34 orang dan angkatan darat (1 regu)1 ada 10 orang.
"Dua anak pulau ini tidak kami tempati, karena memang tidak ada lahan untuk bermukim. Tapi konon, ada seorang nenek yang menempati Pulau Sokong Nenek hingga kuburannya pun berada di sana. Tapi saya sendiri belum pernah lihat langsung kuburannya kalau sedang patroli mengelilingi pulau," katanya.
Cerita dari mulut ke mulut soal seorang nenek yang dulunya hidup sendiri di Pulau Sokong Nenek pun membuat pulau tersebut sedikit mistis.
Arman, nelayan menuturkan, banyak juga nelayan yang melihat sosok nenek saat malam berjalan sendiri di Pulau Berhala.
Ya karena Sokong Nenek bisa dibilang satu daratan dengan Pulau Berhala jika air surut, maka tak sedikit pula yang diganggu atau melihat sosok nenek tersebut menangis atau sekadar berjalan atau didatangi dalam mimpi.
"Tapi belakangan setelah banyak wisatawan datang, dan menjaga ucapan serta perbuatan. Sudah jarang sosok nenek tersebut menampakkan diri atau mengganggu," katanya.
Untuk melihat Sokong Nenek, wisatawan bisa menyeberang karena biasanya hanya dipisahkan air yang dangkal dan kadang pun bersatu dengan Pulau Berhala saat air surut, jaraknya hanya sekitar 20 meter.
Sedangkan Sokong Seimbang biasanya ada perahu karet milik marinir yang bisa disewa Rp 15 perorang orang mengelilingi Pulau Berhala dan melihat dari dekat Sokong Seimbang.