News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kisah Dua Mahasiswi Indonesia yang Menaklukkan Gunung Tertinggi di Benua Amerika Selatan

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Malvyandie Haryadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Perjalanan tim menanjak dengan penuh salju menuju Puncak Gunung Aconcagua.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Membanggakan! Pujian itu rasanya patut dialamatkan kepada dua perempuan anggota tim The Women of Indonesia’s Seven Summits Expedition Mahasiswa Pencinta Alam Universitas Katolik Parahyangan (WISSEMU) Bandung.

Keduanya berhasil menaklukkan puncak Gunung Aconcagua, di Argentina.


Tiga wanita dari tim Women of Indonesia’s Seven Summits Expedition Mahasiswa Pencinta Alam Universitas Katolik yang menaklukkan gunung tertinggi di Amerika Selatan. (Dok Mahilata Unpar)

Keduanya adalah Fransiska Dmitri Inkiriwang (22) dan Mathilda Dwi Lestari (22).

Mereka berhasil mengibarkan bendera Merah Putih di puncak Gunung Aconcagua pada Sabtu (30/1/2016) pukul 17.45 waktu setempat atau pukul 03.45 WIB, Minggu (31/1/2016) lalu.

Kedua pendaki perempuan tersebut adalah mahasiswi Program Studi Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Parahyangan angkatan 2012.

Ucapan selamat dan pujian atas prestasi membanggakan kedua anak bangsa ini disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam akun twitternya @jokowi, Rabu (3/2/2016).

"Membanggakan! Fransiska Dimitri Inkiriwang & Mathilda Dwi Lestari dari Unpar bisa menaklukkan Aconcagua, puncak tertinggi benua Amerika," puji Jokowi.

Sebenarnya tim mahasiswi ini awalnya terdiri dari tiga orang, yakni Fransiska Dimitri Inkiriwang, 22 tahun, Mathilda Dwi Lestari (22), dan Dian Indah Carolina (20).


Fransiska Dimittri (22) dan Mathilda Dwi Lestari (22) berada di Puncak Gunung Aconcagua, Argentina pada Sabtu (30/1/2016) pukul 17.45 waktu setempat atau Minggu (31/1/2016) pukul 03.45 WIB. Gunung Aconcagua adalah salah satu puncak gunung tertinggi di dunia yang terletak di jajaran Pegunungan Andes dengan ketinggian 6.962 meter di atas permukaan laut (mdpl). (Dok Mahilata Unpar)

Namun Dian Indah Carolina (20) tidak melanjutkan pendakian karena mengalami gangguan kesehatan.

Dian pun harus kembali ke camp 3 untuk memulihkan kondisi fisik yang tidak memungkinkan untuk melanjutkan summit attack.

Ketiganya sempat bersamaan sampai di Los Penitentes, kota terakhir di kaki gunung yang puncaknya berketinggian 6.962 meter dari permukaan laut tersebut.

"Dari kota itu, tim pendaki menuju Confluencia lewat Puenta Del Inca. Tim memilih jalur normal untuk mencapai base camp Plaza De Mulas," demikian keterangan anggota tim publikasi ekspedisi, Alfons Yoshio, lewat siaran pers, Senin (18/1/2016) lalu.

Pada pendakian puncak tertinggi dunia yang keempat itu, tim harus melewati perjalanan panjang serta tingginya gunung yang cukup drastis sehingga menguras waktu dan tenaga.

Gunung Aconcagua adalah gunung tertinggi di Benua Amerika Selatan yang terletak di Provinsi Mendoza, Argentina.

Gunung Aconcagua terletak di jajaran Pegunungan Andes dan terkenal memiliki cuaca dingin yang ekstrem ditambah badai angin yang sangat berbahaya dan dikenal dengan sebutan el viento blanco.

Badai Salju

Hujan badai dan badai salju sempat menghadang perjalanan Tim WISSEMU Bandung.

Kondisi ini memaksa mereka mengatur ulang rencana mencapai puncak Gunung Aconcagua di Argentina pada 27 Januari 2016.

Berdasarkan kabar yang didapat dari komunikasi via telepon satelit, kata Alfons, pada 31 Januari pukul 21.11 WIB, tim berada di Refugio Berlin (5.930 mdpl) untuk beristirahat sebelum turun ke Mendoza.

"Tim akan pulang ke Jakarta dari Buenos Aires, Argentina pada tanggal 5 Februari 2016. Pendakian selanjutnya akan direncanakan tim sekembalinya ke Bandung. Kondisi semua anggota tim sehat," kata Alfons.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini