Yang cukup lama adalah memanggang adonan di bawah bara api, yakni sekitar 10 menit.
"Proses pemanggangan ini membuat adonan matang sempurna, baik dari bawah maupun dari atas," ujar Tomi.
Tomi awalnya datang ke Yogyakarta pada tahun 2002 yang lalu untuk kuliah di salah satu Perguruan Tinggi Swasta di Yogyakarta dengan mengambil jurusan perhotelan.
Setelah menyelesaikan kuliahnya, Tomi tidak langsung pulang ke daerah asalnya.
"Berjualan bingke ini sebenarnya tidak sengaja, Dulu setelah lulus kuliah waktu saya banyak habis untuk "ngluyur". Karena mulai merasa bosan, saya coba-coba berjualan makanan ini," ceritanya.
Keahlihan membuat bingke didapatnya sewaktu kecil.
Diceritakan Tomi, dulu dia sering membantu bibinya yang memang ahli dan sering membuat kue.
Sebelum benar-benar memutuskan berjualan, Tomi, membuat dua puluh loyang bingke dan dibagikan kepada teman-temannya.
Setelah semua orang yang dia beri bingke menyatakan kue buatanya enak, baru dia mulia berjualan.
Bingke Pontianak ini rasanya lembut, gurih, dan sedikit manis membuat banyak orang langsung cocok dengan rasanya.
Selain rasa original, Tomi mengembangkan beberapa varian rasa bingke, seperti coklat, keju, coklat susu, coklat keju, dan keju susu.
Tidak hanya para mahasiswa asal Kalimantan yang sering membeli panganan ini, tetapi warga asli Jogja pun banyak yang menjadi pelanggan Tomi.
"Biasanya sebagian besar bingke telah dipesan sebelum saya mulai berdagang. Mungkin setengah jam berjualan dagangan sudah habis dipesan," ujar Tomi.
Meskipun selalu ramai oleh pembeli, Tomi belum membuka cabang untuk usahanya ini.
Kesulitan mencari tenaga kerja menjadi penghalangnya untuk membuka cabang di tempat lain.(*)