TRIBUNNEWS.COM - Knoxvile, sebuah organisasi Tennessee yang membantu menguji pengiriman obat-obatan menggunakan drone pertama kali dan sudah memegang persetujuan dari US Federal Aviation Authotirity (FAA) di Virginia tahun lalu, saat ini sedang mencoba untuk menyebarkan drone pengiriman obat ini ke daerah terpencil seperti Haiti, Filiphina, dan Guyana, Amerika Selatan.
"Pemerintah Guyana sangat tertarik dengan hal ini. Saya rasa, mereka sedang menunggu untuk melihat apa yang sedang FAA lakukan," kata Stan Brock, Presidan dan Remote Area Medical (RAM), sebuah organisasi yang menyediakan perawatan kesehatan gratis untuk masyarkat yang membutuhkan.
RAM telah beroperasi selama bertahun-tahun di Guyana, dekat dengan perbatasan utara Brazil. Kelompok ini menyediakan sebuah pesawat di sana untuk menjemput masyarakat yang sedang mengalami kesulitan medis dari desa-desa yang jauh dari dokter terdekat dan menerbangkan mereka ke rumah sakit.
A photo posted by Drone Boost (@droneboost) on Feb 3, 2016 at 9:39pm PST
"Beberapa dari desa ini yang berada di dekat markas kami terpisah sejauh ratusan mil. Dan beberapa dari mereka terpisah sejauh 20 atau 30 mil," kata Brock.
"Dan, saya sudah berbicara kepada pemerintah Guyana mengenai penggunaan drone untuk mengirim obat-obatan, contohnya untuk penyakit malaria, beberapa dari desa ini harus menggunakan pesawat namun, apabila cuaca buruk, pesawat tidak akan terbang. "
Pembicaraan ini juga dilakukan dengan para pejabat Haiti. "Kami juga akan mengirim sebuah pesawat kesana.. Jadi pengiriman menggunakan drone tersebut ke tempat-tempat seperti ini akan sangat, sangat signifikan dan membantu."
Pemerintah dari Filipina dengan negara yang memiliki lebih dari 7000 buah pulau, juga "sangat tertarik dalam pengiriman obat-obatan menggunakan drone" dan sudah mengembangkan protokol untuk penggunaanya di negara mereka.
Brock juga mengatakan bahwa RAM berencana untuk menyebarkan sebuah pesawat di daerah tersebut untuk menyediakan penjemputan darurat medis di pulau-pulau tersebut.
Brock memprediksi bahwa masyarakat akan datang dan bergantung pada drone di masa depan untuk pengiriman ke daerah-daerah terpencil. Namun, ia mengingatkan bahwa generasi drone saat ini memiliki jumlah dan batasannya, sesuai dengan peraturan FAA.
Sementara sektor swasta dalam kendaraan udara masih mengembangkan angkatan dan jangakauan dar drone ini, Brock mengatakan "sebagian besar dari alat ini memiliki batasan-batasan tertentu."
Kendaraan udara seperti ini masih harus dikembangkan dan dioperasikan sesuai dengan peraturan pemerintahan saat ini. Juli lalu, sebuah drone percobaan diterbangkan di Wise Country yang bedada di barat daya Virginia dan diatur dan dikordinasikan dengan hati-hati bersama FAA. (Nisrina Darnila/Aida Akl/voanews.com)