TRIBUNNEWS.COM, PALEMBANG - Menpar Arief Yahya selalu mengingatkan bahwa tiga syarat sebuah kawasan layak menjadi destinasi wisata adalah 3A. Atraksi, Akses, dan Amenitas.
"Saya senang, karena banyak daerah yang sudah mulai menggunakan pendekatan itu. Sumsel dengan Kota Palembang yang sudah memiliki akses bagus juga rajin membangun atraksi yang menarik," kata Menpar Arief Yahya.
Dia mencontohkan, pentas Musi Jazz Sriwijaya Festival 2016 yang akan digelar pada 27 Februari 2016. Jadi Sumsel tidak hanya identik dengan Jembatan Ampera dan Kuliner empek empek saja. Sebab, wisata lain juga banyak tersedia. Salah satunya Musi Jazz Sriwijaya Festival 2016.
"Kalau itu sudah menjadi kalender tahunan, maka akan ada banyak fans dari seluruh dunia yang akan datang. Syaratnya, ya dipromosikan dengan baik," jelas Arief Yahya, yang siap membantu promosi sesuai target market.
Musi Jazz Sriwijaya Festival memang belum setenar Java Jazz Festival yang sudah mendunia. Pamornya belum sedahsyat New Orleans Jazz di Amerika Serikat. Namun, soal kemasan, Musi Jazz Festival tak kalahglamornya. Di tempat inilah para pencinta musik jazz bertemu.
Karenanya, pada 27 Februari 2016, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumatera Selatan berencana menggelar even ini untuk yang kedua kalinya.
“Ada peluang pasar yang besar di festival ini. Kami ingin mengangkat nama Indonesia serta Sumatera Selatan lewat jazz,” terang Plt Kepala Disbudpar Sumsel, Irene Camelyn, Minggu, 14/2/2016.
Berkaca dari pengalaman 2015, konsep untuk fokus di jazz itu rupanya sangat manjur menggaet wisatawan. Pada Musi Jazz Sriwijaya Festival 2015, hotel-hotel di Sumatera Selatan full book.
Rental kendaraan kewalahan melayani pesanan. Ekonomi Sumsel pun menggeliat. Dari
paparan Irene, ada sekitar 5.000 penonton yang memenuhi Gedung Palembang Sport and Convention Centre – arena Musi Jazz Sriwijaya Festival 2015.
“Saat itu semua penonton terkesima dengan Balawan serta penyanyi jazz Ermy Kullit. Gedung Palembang Sport and Convention Centre penuh. Dari pukul 15.00 sampai pukul 23.00 tetap ramai. Banyak yang menanyakan apakah Musi Jazz Sriwijaya Festival bisa digelar lagi
di 2016,” terang Irene.
Nah, tingginya antusias masyarakat, Musi Jazz Sriwijaya Festival 2016 akhirnya kembali digelar. Musisi yang akan manggung diseleksi sangat ketat.
Hanya musisi jazz yang memenuhi standar saja yang bisa tampil. Salah satu syaratnya adalah memiliki jam panggung yang banyak dan profesional.
Kedutaan Besar Amerika Serikat melalui Konsul Jendral untuk Sumatera akhirnya digandeng. Hasilnya, Disbudpar Sumsel sukses mendatangkan Soul Inscribed, musisi jazz semi hip hop dan R&B asal New York, Amerika Serikat.
Band yang digawangi Baba Israel, Duv, Sean Nowell dan Yakoitu identik dengan dua vokalis dan dua multi instrumentalis.
"Untuk Indonesia ada Ermy Kullit, Heri Polando dan Djaduk Ferianto.
Pokoknya bakal seru deh,” tambah Irene.
Pada Musi Jazz Sriwijaya Festival 2016 tetap akan menampilkan kolaborasi musik jazz dengan kesenian dan kebudayaan lokal Sumsel.
Semua akan tampil di tiga panggung yang akan berbalut budaya Sumsel.
“Lokasinya tetap Gedung Palembang Sport and Convention Centre. Panggungnya akan berbentuk Rumah Ulu,Rumah Limas, Rumah Rakit. Semua akan dibalut dekor dengan huruf kadanga khas Sumsel,” bebernya.
Untuk pemasarannya, Irene mengaku sudah menggandeng travel dan selebritas blogger. Urusan tiket diserahkan ke travel.
Sementara promosi via dunia maya akan ‘dimainkan’ 10 selebritas blogger lokal.
“Tahun lalu Musi Jazz Sriwijaya Festival dan brand Pesona Sriwijaya masuk trending topic Twitter loh. Antusias masyarakat sangat tinggi. Saya yakin tahun ini bisa lebih baik lagi,” ungkapnya.