TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Kawasan wisata religi Ampel mulai berbenah. Studi kelayakan tentang penataan wisata ziarah Ampel kian dimatangkan.
Kemungkinan besar, konsep yang diusung adalah mengangkat nuansa budaya timur tengah dengan aksen Maroko Style.
“Tahun ini Pemkot Surabaya menyiapkan anggaran Rp 250 miliar untuk melakukan studi kelayakan dalam rangka pengembangan kawasan wisata religi Ampel . Konsepnya Maroko Style,” papar Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surabaya , Wiwiek Widayati, Selasa (23/2).
Dari paparan Wiwiek, grand design-nya saat ini sedang dibuat. Banyak yang akan disentuh untuk pembangunan infrastrukturnya.
Mulai dari Masjid Ampel, kawasan parkir hingga sentra PKL.
“Nanti juga akan kami bangun museum di sana sebagai sarana edukasi bagi wisatawan,” terang Wiwiek.
Tetapi paling utama adalah ditemukan desain konsep awalnya dulu.
Sejumlah bagian yang dianggap vital, akan dipoles. Area makam, dinding dan toilet akan diperbarui dan direhab.
“Sekarang sudah ada tim kajian yang turun ke lapangan. Tim ini mendata bagian-bagian mana yang nantinya akan diperbaiki dan dipercantik. Tidak hanya itu, dalam grand design juga tercantum pembenahan kawasan parkir dan sentra PKL yang terintegrasi,” paparnya.
Arus lalu lalang wisatawan pun ikut diperhatikan. Kemacetan menjadi hal yang sangat dihindari. Dan untuk menangkalnya, Pemkot Surabaya berencana membangun tiga jembatan penyeberangan orang (JPO).
Tiga JPO tadi, akan dibangun di gerbang Ampel sisi selatan, gerbang sisi utara dan di sisi tengah yang menuju ke sentra PKL.
“JPO-nya dirancang bisa memancing wisatawan untuk berkunjung ke sentra PKL. Nanti juga akan dibangun museum yang isinya tentang Ampel. Jadi kami ingin wisatawan ke Ampel nggak hanya datang untuk beribadah, tapi juga untuk edukasi. Malah kalau bisa nggak hanya wisatawan muslim saja yang datang ke sana, tapi juga dari agama lain,” beber Wiwiek.
Untuk menegaskan Ampel sebagai kawasan wisata religi, di sana juga akan dibangun gapura dan perbaikan koridor menuju area makam. Juga akan ada penambahan fasilitas untuk pergelaran festival Islami.
Menpar Arief Yahya menyambut baik rencana besar itu. Jika itu bisa diimplementasikan dengan baik, maka akan menjadi benchmark buat makam wali-wali yang lain.
Ada Sembilan wali yang tempat makamnya menjadi ajang penziarahan yang tak pernah habis dari waktu ke waktu.
“Kami setuju ada restorasi yang baik, yang bisa membuat leluasa, bersih, tertata rapi, dan layak dikunjungi oleh wisman sekalipun,” ungkap Menteri Pariwisata, Arief Yahya.