TRIBUNNEWS.COM - Berkat curah hujan tinggi yang mengguyur Amerika Serikat Oktober tahun lalu, Death Valley yang pernah disebut sebagai tempat terkering di Amerika Utara kini menjadi lautan bunga.
Sejauh mata memandang, semuanya tampak seperti permadani berwarana kuning yang digelar.
Saat ini, taman nasional, yang terletak di Nevada dan California, memiliki lebih dari 20 jenis bunga liar. Oleh orang-orang yang melihatnya, peristiwa ini disebut sebagai peristiwa “superbloom”.
Untuk diketahui, bunga-bunga ini mulai tumbuh di area paling kering pada November, dan bertranformasi total pada Februari ini.
Rata-rata curah hujan di taman nasional ini adalah dua inci per tahun, tapi musim gugur tahun lalu, area ini mendapatkan curah hujan dua kali lipat lebih besar dan ini tidak pernah terjadi sebelumnya—di beberapa tempat menyebabkan banjir bandang.
Bahkan, menurut laporan Park Service, di satu tempat, curah hujannya mencapai 3 inci.
“Jika tren berlanjut, akan ada satu ton bunga liar pada 2016 ini,” ujar Linda Slater, juru bicara taman nasional kepada Los Angeles Times, November lalu. Fenomena ini belum pernah terjadi di Death Valley sejak awal 2000-an.
A photo posted by Vanessa Mckenna Vasquez (@prettyinponchos) on Feb 25, 2016 at 7:07pm PST
Sementara itu keheranan tampak dari wajah Alan van Valkenburg, ranger di taman nasional ini. “Sejak pertama bekerja di sini pada awal 1990-an, saya mendengar superblooms sebagai mitos […] sampai saya mengetahuinya sendiri,” ujarnya.
Van Valkenburg sendiri bahkan tidak pernah membayangkan bahwa ada begitu banyak kehidupan di area tandus ini. “Ada begitu banyak kejutan dan keindahan di sini,” tegasnya. (mashable)