Laporan Wartawan Tribun Jogja, Hamim Thohari
TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA - Yogyakarta layak mendapat sebutan surganya bagi para penggemar soto.
Bagaimana tidak, makanan yang satu ini sangat mudah ditemukan di kota Pelajar ini, dan memiliki banyak sekali varian.
Dari sekian banyak warung soto yang ada di Yogyakarta, berikut ini adalah lima soto yang wajib anda coba di Yogyakarta.
1. Soto Sawah
Warung soto ini berdiri sekitar tahun 1950-an. Hal tersebut terlihat dari beberapa foto yang dipampang di warung dan memperlihatkan perkembangan warung soto tersebut dari waktu ke waktu serta dilengkapi dengan keterangan tahunnya.
Berdasarkan dari cerita turun-temurun, soto sawah ini memiliki pelanggan awal para blantik (pedagang hewan) yang melalui wilayah tersebut untuk menuju atau pulang dari pasar hewan yang dulu ada di daerah Kuncen.
Soto Sawah Bu Hadi ini memiliki citarasa gurih, sedikit manis, dan ringan, dengan kuah berwarna bening.
Layaknya soto khas Yogyakarta, setiap mangkok soto ini berisikan nasi, irisan kobis (kol), taburan daun seledri, bawang goreng, dan tentunya suiran daging ayam kampung yang terasa empuk.
Yang membuat soto ini berbeda dengan kebanyakan soto lainnya adalah di setiap mangkuknya terdapat perkedel kecil dengan rasa yang mampu melengkapi kelezatan soto ini.
Lokasi warung soto Sawah berada di Jalan Soragan 13, Dusun Soragan, Kelurahan Ngestiharjo, Kecamatan Kasihan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
2. Soto Pites
Soto yang satu ini berada di dalam pasar Beringharjo, tepatnya berada di lantai dasar sisi timur pasar tradisional terbesar di Yogyakarta tersebut.
Soto Pites Mbah Galak di Pasar Beringharjo, Yogyakarta. (Tribun Jogja/Hamim)
Eni Subekti sebagai pengelola warung soto mengatakan Soto Pites Mbah Galak telah ada sejak tahun 50-an.
Awalnya soto ini dijajakn dengan cara dipikul dan berkeliling di sekitar pasar Bringharjo.
Soto pites sendiri adalah soto daging sapi dan soto ayam dengan kuah bening.
Yang membedakan soto dengan soto lainya adalah penggunaan cabai rawit yang dipites (dipencet) menggunakan ibu jari.
Cabai yang dipites ini menghasilkan rasa pedas pengganti cabai.
Karena hal tersebut, soto tersebut kemudian dinamai soto pites.
Sedang untuk nama mbah Galak, diceritakan oleh Eni, penjual soto pites sebelum dirinya yang bernama Mbah Sutri orangnya sedikit judes, sehingga pelanggan menyebutnya Mbah Galak.
Rasa Gurih dan segar adalah kesan pertama saat mencicipi soto pites.
Kuahnya yang bening dengan aroma rempah khas soto, berpadu pas dengan pedasnya cabai rawit yang dipites.
Irisan dagingnya yang empuk pun memberikan tambahan rasa yang istimewa bagi soto ini.
Isi dari soto ini terdiri nasi, tauge, sledri, dan daging.
Untuk menikmati soto ini disediakan kecap dan jeruk nipis, tetapi tidak ada sambal karena telah ada "pitesan" cabai.
Cabainya sendiri direbus terlebih dahulu sebelum dipites.
Soto tersebut semakin nikmat disantap bersama sejumlah hidangan pendamping, seperti tempe goreng, kerupuk kulit, peyek kacang, keripik tempe, sate ayam, dan sate telur puyuh.
3. Soto Sulung Stasiun Tugu
Soto khas Jawa Timur yang ada di komplek stasiun Tugu Yogyakarta sisi selatan ini merupakan salah satu warung soto sulung legendaris di Yogyakarta.
Nasi yang dibungkusi kecil kecil ciri khas Soto Sulung Stasiun Tugu Jogja. (Tribun Jogja/Hamim Thohari)
Bagaimana tidak, warung makan ini telah ada sejak tahun 1968.
Adalah (alm) Malik Marjuddin yang membawa kelezatan soto sulung dari Madura ke Yogyakarta.
"Bapak adalah orang asli Madura. Dulu saat pertama kali datang ke Jogja, bapak berjualan soto di depan gedung Bank Indonesia (BI) yang saat itu masih menjadi taman kota," ujar Muhammad Ridwan, anak Malik Marjudin yang meneruskan berjulan soto.
Lebih lanjut pria kelahiran tahun 1975 tersebut menceritakan setahun berjualan di depan BI bapaknya pindah ke komplek stasiun Tugu hingga saat ini.
Mampu mempertahankan citarasa soto sekian lama, maka tak heran warung soto ini memiliki banyak pelanggan dan selalu ramai oleh pembeli.
Setiap pengunjung warung yang setiap harinya buka dari jam 09.00 pagi hingga 20.00 tersebut bisa memilih soto daging maupun soto campur (daging dan jeroan).
Jika memesan seporsi soto campur, anda akan mendapati semangkuk soto yang berisikan potongan daging, usus, dan babat sapi. Sedangkan untuk soto daging hanya daging sapi tanpa jeroan.
Diungkapkan Ridwan, seporsi soto sulung hanya berisikan potongan daging, jeroan, dan telor, tanpa mi maupun sayuran, layaknya soto pada umumnya, hanya ada taburan daun sledri dan bawang goreng.
Soto sulung khas Madura ini memiliki kuah berwarna kuning, rasa kaldu sapinya sangat gurih terasa.
Rasa gurih dari kuahnya sangat pas dengan empuknya daging dan jeroan daging sapi.
4. Warung Soto Bu Pujo
Warung soto ini berada di salah satu sudut pasar Beringharjo, tepatnya di Los H lantai dua.
Seporsi soto dan es campur di Warung Pu Pujo, Pasar Beringharjo, Yogyakarta. (Kompas.com/Adhika Pertiwi)
Warung Bu Pujo ini merupakan salah satu tempat makan legendaris di Beringharjo.
Karena warung soto ini setidaknya telah ada sejak tahun 1955.
"Seingat saya, dulu orang tua saya yang bernama Karso Dikromo, sejak tahun 1955 telah berjualan soto di pasar sini (Beringharjo.red)," ujar Bu Pujo saat ditemui di warungnya.
Soto sapi racikan warung Bu Pujo ini khas Yogyakarta dengan kuah yang bening.
Satu porsinya berisikan nasi putih, potongan kobis, tauge, bihun, dan tidak lupa potongan daging sapi, serta taburan bawang goreng dan daun sledri.
Rasa kuah yang segar dan gurih langsung terasa saat mencicipinya. Perpaduan kaldu sapi dan bumbu rempahnya pas, rasanya ringan tidak berlebihan.
Selain soto, es campur di warung soto Bu Pujo ini juga menjadi favorit.
Es campur ini merupakan campuran dari santan matang dengan sirup gula berwarna merah dengan isian berupa kelapa muda, cincau hijau, dan cendol.
Es campur ini menjadi penyempurna setelah menikmati seporsi soto.
5. Soto Banjar Rumah Makan Queen
Jika berada di Yogyakarta dan ingin mencicipi Soto khas Banjar yang autentik, anda bisa datang ke Rumah Makan Queen yang berada di jalan Damai No.3, Dayu, Sardonoharjo, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta.
Prayoga (25), pengelola rumah makan Queen mengatakan dengan merintis tempat makan tersebut dia ingin menghadirkan masakan dengan citarasa yang asli Banjar.
Dia mencontohkan, jika kebanyakan soto Banjar yang ada di Yogyakarta kuahnya agak bening, tetapi kuah soto di tempat ini tampilannya putih dan cukup pekat.
"Di Banjarmasin kuah soto terbuat dari susu ataupun kocokan telur bebek, jadi warnanya putih pekat dan rasanya gurih. Dan di sini kami memilih menggunakan kocokan telur bebek," ujar pria asli Banjarmasin tersebut.
Jika memesan satu porsi soto Banjar, anda akan mendapatkan satu porsi soto yang disajikan dengan piring bukannya mangkuk.
Dalam piring tersebut terdapat bihun, suiran daging ayam kampung, potongan telur bebek, perkedel kentang kemudian disiram kuah.
Untuk menikmati soto ini anda bisa memilih menggunakan nasi ataupun lontong.
Saat mencicipi kuah berwarna kuning dan sedikit berminyak tersebut, rasa rempah-rempah akan langsung terasa.
Penggunaan kocokan telur bebek membuatnya memiliki rasa gurih, tetapi tidak meninggalkan rasa amis.
Beragam lauk disediakan untuk menikmati soto, mulai dari telur bebek dan beberapa bagian dari daging ayam, seperti sayap dan paha.(*)