News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Wisata Gerhana Matahari Total

Beragam Cara Warga Banjarmasin Saksikan Gerhana, Mulai Salat di Masjid hingga "Menyembah" Matahari

Editor: Malvyandie Haryadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Melihat gerhana matahari dengan plastik label botol air mineral.

Laporan Wartawan Banjarmasin Post, Yayu Fathilal

TRIBUNNEWS.COM, BANJARMASIN - Kota Banjarmasin pada Rabu (9/3/2016) pagi mengalami gerhana matahari sebagian dengan persentase 98,12 persen.

Suasana pagi itu tampak diramaikan oleh aktivitas warga yang berbondong-bondong menuju ke masjid-masjid untuk melaksanakan salat gerhana matahari berjemaah.

Seusai pelaksanaan Salat Subuh mereka sudah meramaikan jalan-jalan.

Tampak pukul 06.30 Wita, mereka berangkat ke masjid-masjid menggunakan kendaraan masing-masing sambil membawa peralatan salat seperti sajadah dan mukena.

Pantauan BPost Online di Masjid Raya Sabilal Muhtadin pukul 06.45 Wita sudah dipenuhi warga hingga ke halaman masjid.

Keramaiannya seperti pelaksanaan salat Idul Fitri.

Salat digelar pukul 07.23 Wita tepat saat dimulainya gerhana matahari di Banjarmasin dan berakhir pukul 07.45 Wita dengan imamnya adalah KH Husin Nafarin dan khatib Kepala Kanwil Kemenag Kalsel, HM Thambrin.


Salat gerhana di Masjid Raya Sabilal Muhtadin, Banjarmasin. (Banjarmasin Post/Yayu)

Warga kemudian tampak meramaikan lokasi pemantauan gerhana matahari di sekitar Menara Pandang, Jalan Kapten Pierre Tendean, Banjarmasin.

Beragam aktifitas warga tampak di sana.

Karena keterbatasan kacamata gerhana yang dibagikan oleh Pemko Banjarmasin, banyak dari mereka yang kemudian membawa peralatan sendiri.

Ada yang melihatnya dengan kacamata gerhana, ada juga yang melihat dengan kantung plastik hitam, plastik label botol air mineral, klise rontgen dan kacamata las.

Saat puncak gerhananya pukul 08.30 Wita, langit Banjarmasin yang semula cerah tiba-tiba berubah temaram.

Suasananya tampak seperti sore menjelang senja dan penampakan gerhananya sabit.


Orang yang melakukan gerakan bak menyembah matahari. (Banjarmasin Post)

Tampak bagian matahari ditutupi bulan lebih banyak dan sisanya tampak benderang.

Bulan tampak bergerak dari sisi kiri matahari menuju ke kanannya.

Maklum saja, wilayah matahari yang ditutupi bulan di Banjarmasin adalah 98,12 persen.

Setelah mencapai puncaknya, bulan tampak perlahan bergeser ke kiri lagi hingga pukul 10.00 Wita matahari tampak bersinar penuh lagi dan gerhananya berhenti.

Warga pun tampak sibuk memantau gerhana, baik di sekitar Menara Pandang dan di pinggir-pinggir jalan.

Tak lupa, mereka juga memoto penampakan dan suasana pemantauan gerhana itu dengan kamera HP masing-masing.

Warga Banjarmasin, Helmy beramai-ramai bersama teman-temannya melihat penampakan gerhana matahari menggunakan kacamata las.

“Saya bawa tiga jenis, yaitu dua buah kacamata las, yang satu lagi potongan topeng las. Saya ambil dari bengkel. Pakai ini bisa juga melihat gerhana, tampak jelas banget, asalkan filternya bagus dan tingkat kegelapannya juga oke,” ucapnya.

Saat BPost Online ikut mencoba kacamata las itu, memang gerhananya tampak jelas namun mataharinya tampak berwarna hijau terang, bukan jingga seperti jika dilihat dengan kacamata gerhana.

Warga lainnya, Alfin, juga tampak sibuk menyaksikan gerhana matahari namun dengan media yang berbeda lagi.

Remaja yang satu ini memilih menilik gerhana matahari dari balik plastik label botol air mineral.

“Kelihatan kok, tapi masih ada pendar cahaya mataharinya,” ujarnya.

Saat BPost Online ikut mencobanya, penampakan gerhananya memang berbeda.

Tampak mataharinya berbentuk sabit namun di sekelilingnya masih dipenuhi bias-bias cahayanya dan tampak terang sekali.

Sementara tiga remaja ini, Aulia, Sugi dan Arini memilih melihatnya dari balik plastik hitam yang tebal.

Penampakan gerhananya jauh lebih jelas dari kacamata las dan plastik botol air mineral tadi dan warnanya kali ini jingga.

“Asal plastiknya hitam dan tebal. Kalau yang tipis penampakannya nggak jelas,” jelas para pelajar SMA ini.


Di bawah Menara Pandang itu tampak ada panggung hiburan berupa musik dan lagu yang dihadiri para kepala SKPD di Banjarmasin sambil menikmati kuliner khas Banjar, yaitu Soto Banjar.


Ada pemandangan menarik di antara warga tersebut.

Di salah satu sudut siring dekat Menara Pandang itu ada seorang wanita berpakaian agak kumal, rambut kusut, wajahnya yang kumal dan kotor tampak diriasi lipstik, bedak dan coretan pensil alis yang belepotan.

Dia tampak seperti orang gila dan melakukan hal yang tak biasa untuk menikmati gerhana matahari sebagian.

Dia berdiri menghadap ke matahari.

Kedua telapak tangannya diangkat tinggi dan disatukan lalu diturunnaikkan beberapa kali seperti dia sedang menyembah matahari itu.

Sesekali dia membungkuk seperti orang rukuk dalam salat.

Lalu berdiri lagi dan kembali mengangkat tangannya.

Dia melakukan itu beberapa kali.

Tampak dia seperti khusyuk berdoa.

Warga yang berlalu lalang tak ada yang berani mendekatinya karena berpikir dia adalah orang gila.

Mereka tampak terheran-heran dengan yang dilakukan orang gila itu namun memilih berlalu dan tak menghiraukannya.

Namun ada beberapa orang pemuda yang berani memotonya secara diam-diam.

Mereka juga memperhatikan tingkah polah wanita itu hanya dari belakang dan agak jauh.

Wanita itu usai melakukan ritual “menyembah matahari” tersebut lantas berlalu begitu saja.

Namun dia tampak linglung, bergumam-gumam tak jelas dan wajahnya tampak meringis-ringis.

Dia berjalan dengan tampak bingung dan pandangannya tampak kosong. 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini