Laporan Wartawan Serambi Indonesia, Nurul Hayati
TRIBUNNEWS.COM, ACEH – Dalam rangka menggarap peluang pasar pariwisata halal, ditetapkanlah 12 destinasi wisata halal dengan enam destinasi unggulan.
Ini dimaksudkan untuk menjadikan Indonesia sebagai ‘world’s best halal tourism destination’ menuju 20 juta wisman dan 275 juta perjalanan wisnus 2019.
Hal itu mengemuka dalam workshop pengembangan destinasi wisata halal oleh Kementerian Pariwisata (Kemenpar) RI di Hotel Oasis, Banda Aceh, Kamis (24/3/2016).
Para pelaku usaha dan ulama yang difasilitasi oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh, berkumpul untuk merumuskan pengembangan destinasi wisata halal.
Musem Tsunami di Aceh - (SERAMBI INDONESIA/ M. ANSHAR)
Sebelumnya pihak Kemenpar sudah melakukan kegiatan serupa guna sosialisasi program.
Sebagai catatan tahun 2015 lalu, Lombok menyabet 3 kategori dalam ‘world halal travel awards’ di Abu Dhabi.
Tahun ini Kemenpar menetapkan 12 desnitasi halal lainnya yaitu Aceh, Sumatra Barat, Riau, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, dan Sulawesi Selatan.
Sedangkan yang menjadi fokus pengembangan destinasi wisata halal unggulan yaitu Batam, Sumbar, Aceh, Jakarta, Bandung, dan Lombok.
“Aceh mempunyai ruh sebagai destinasi wisata halal, jadi brandingnya kuat. Tinggal dikembangkan. Potesinya berupa wisata reliji, alam, dan tsunami,” ujar pembicara dari Kemenpar RI.
Penetapan kriteria yang mendukung wisata halal seperti standar hotel dan restoran halal.
Sebut saja keberadaan toilet yang di dalamnya juga ada kran untuk wudu, begitu juga dengan sertifikasi makanan halal.
Aceh yang notabenenya menerapkan syariat Islam menjalankannya dalam kehidupan sehari-hari, termasuk dalam pengelolaan objek wisata.
Tinggal lagi yang perlu dibereskan adalah label.
“Kita menargetkan 2019 sebanyak 100 ribu wisman muslim, sekarang yang sudah ada 70 ribu wisman dan persentase dari wisatawan muslim seperti dari dari Timur Tengah masih sedikit sekali,” papar Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disbudpar) Aceh, Reza Fahlevi kepada Tribun Travel.
Ia menjelaskan Kota Banda Aceh akan menjadi pillot project program tersebut.
Masjid Raya Baiturrahman di Banda Aceh. (SERAMBI INDONESIA/ M. ANSHAR)
Hal itu mengingat potensi yang dimiliki berupa wisata reliji, sejarah, tsunami, wisata alam, dan akomodasi yang mendukung kepariwisataan.
Di media sosial sudah beredar testimoni bagaimana jika Aceh ditetapkan sebagai destinasi wisata halal seperti halnya di Lombok.
Terkait pemisahan pantai untuk laki-laki dan perempuan yang menimbulkan respon beragam, namun mengarah ke tanggapan positif.
Ibu kota provinsi Aceh itu sendiri sudah terlebih dulu ditasbihkan sebagai world islamic tourism pada 2014 lalu.
Setelah dilakukan sosialasi dan pengembangan program, maka langkah selanjutnya adalah aksi.