Laporan wartawan Bangka Pos, Iwan Satriawan
TRIBUNNEWS.COM, BANGKA - Bui dan Ahyan tampak asyik berbincang-bincang sembari memperhatikan sejumlah warga yang sedang membersihkan kuburan, Rabu (30/3) di pemakaman Tionghoa Sentosa Pangkalpinang.
Sementara warga lainnya tampak asyik mengecat bangunan pemakaman keluarganya atau sekadar membersihkan pemakamam.
Tampak juga sejumlah tukang bersih kuburan menawarkan jasanya kepada warga yang datang ke kompleks pemakaman Tionghoa terbesar di Asia Tenggaran tersebut.
Ratusan lampion berwarna merah yang dipasang pengelola pemakaman menambah semaraknya areal pemakaman itu.
"Sudah sekitar seminggu ini pembersihan kuburan dilakukan. Malah sebagian sudah melakukan sembahyang dan kembali lagi ke Jakarta atau kota-kota lainnya. Kuburan yang sudah dilakukan sembahyang itu kuburan yang umurnya belum setahun," ungkap Bui.
Ia menjelaskan, puncak acara sembahyang kubur atau Ceng Beng sendiri dijadwalkan pada tanggal 4 April mendatang.
Saat itu sekitar pukul 02.00 WIB ribuan warga akan melakukan tradisi Ceng Beng di pemakaman Tionghoa Sentosa.
Saat itu dipastikan suasana pemakaman akan penuh sesak oleh lautan manusia yang berziarah.
"Nah pada saat itulah ada sesaji yang diletakkan di pekuburan. Untuk Ceng Beng ini memang musim mudik orang kita dari kota-kota besar di Indonesia maupun dari luar negeri. Ramainya pas Ceng Beng inilah," jelasnya.
Pulau Bangka Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tidak hanya dianugerahi kekayaan alam berupa hasil tambang timah, keindahan pantai dan kuliner nan lezat.
Akulturasi dua etnis besar yaitu keturunan Tionghoa dengan Suku Melayu yang hidup di pulau itu menjadi paduan unik yang tidak bisa ditemui di daerah lainnya di Indonesia.
Jika di daerah lainnya hanya mengenai satu momen mudik massal setiap tahunnya yaitu disaat lebaran atau natal, di Pulau Bangka ada dua momen mudik massal yaitu Ceng Beng dan lebaran Idul Fitri.(wan)